Lihat ke Halaman Asli

Kemakmuran Kelas Dunia di Mulai dari Pemikiran Kelas Dunia

Diperbarui: 14 Agustus 2023   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: seputarkarir.com

Jika bangun di pagi hari untuk berangkat kerja karena ingin, maka Anda mengontrol uang. Jika bangun di pagi hari untuk berangkat kerja karena harus, maka uang yang mengontrol Anda.

Meski di negara yang paling kaya, 99% populasinya di kendalikan oleh uang. Akibatnya, kekurangan uang.

Penyebabnya adalah pikiran. Albert Einstein pernah mengatakan, "sebuah masalah tidak bisa dipecahkan pada tingkat kesadaran di mana masalah itu muncul." 

Ketahui ini, para juara meningkatkan kesadaran mereka dengan belajar cara kelas dunia menciptakan kemakmuran.

Kelas menengah percaya bahwa pendidikan formal adalah jawaban untuk mencapai kemakmuran, tapi hanya sedikit kaum akademis yang makmur. Mereka mencari gelar dan sertifikat lanjutan dan malu saat hal-hal ini tidak bisa membawa kemakmuran.

Sementara mereka yang hebat, menyokong pendidikan yang lebih tinggi, tapi tidak percaya bahwa itu sangat menentukan dalam menghasilkan uang. 

Kelas menengah menukar waktu untuk uang. Kelas dunia menjual ide yang bisa memecahkan masalah untuk uang. Uang mengalir seperti air dari ide.

Kelas menengah sering mencemooh kelas dunia dengan frustasi karena kekurangan uang, tapi jawaban untuk mendapat penghasilan lebih dari yang bisa mereka habiskan telah menelan seluruh hidup mereka.

Ide atau konsep yang simple ini sering dilupakan. Kelas bawah berbicara dan muak tentang masa lalu, kelas menengah berbicara tentang orang lain, dan kelas dunia berbicara tentang ide.

Pelaku profesional tahu uang tidak peduli kemana dia akan mengalir. Mereka tahu dunia akan berbalik arah untuk membuat mereka kaya jika itu bisa membantu untuk menyelesaikan masalah mereka.

Sekitar 150 tahun yang lalu, Karl Marx yakin bahwa jika punya kesempatan, kelas pekerja akan bersatu dan bangkit untuk mengatasi penindasan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline