Suatu hari nanti, aku akan lama berada di sisimu. Membacakan buku-buku yang pernah kautulis sendiri. Menyebutkan satu per satu nama-nama tokoh yang tertera di dalamnya. Agar ingatanmu yang mulai rapuh kembali menguat lagi.
Suatu hari nanti, kamu pasti akan terkagum-kagum kepadaku. Sebab rasa ini; cinta, sedikit pun ia tiada hendak berubah. Masih tetap sama. Utuh. Seperti awal mula kita bertemu.
Aku masih ingin menjadi matahari. Yang bersinar di puncak gunung salju yang dirimbuni belukar. Dan, andai salju itu adalah kamu, melelehlah dalam hangat kasih dan pelukku.
Suatu hari nanti (entah kapan hari itu tiba), aku akan benar-benar lama berada di sisimu. Membacakan buku-buku. Membetulkan letak kacamatamu. Sesekali mengecup lembut kedua pundakmu yang meringkih. Yang dulu menjadi tempat paling nyaman bersandarku.
Ya, suatu hari nanti. Kita akan sama-sama menuju tua. Kamu akan menulis lebih banyak kisah. Dan aku, tetap setia menjadi pembaca.
Meski terbata-bata mengeja setiap kata. Sebab matahari di mata perlahan mulai enggan berbagi cahaya.
***
Malang, 30 November 2022
Lilik Fatimah Azzahra