Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Kepada Lelaki Terbaikku

Diperbarui: 26 April 2019   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:seekershub.org

Di luar banyak hujan. Berebut mengetuk daun jendela kamar. Menanyakan satu perihal. Tentang, apakah aku masih menunggumu dengan sabar?

Tentu! Aku masih belum mau lelah dan menyerah kalah. Aku masih ingin merenda pagi serta menyulam senja dengan satu kata; setia. Di sepanjang jelujur tepiannya. 

Hujan masih terus berlarian. Berkejaran. Mencari siapa? Mencari dirimu! Karena padanya aku pernah mengaku. Bahwa aku baru saja kehilangan jejak-jejak manis bibirmu.

Di sini. Langit masih bermuram durja. Apakah pohon kata-kata di halaman rumah masih ada? Semoga iya. Semoga pula kau masih duduk di sana. Bersimpuh di bawahnya. Menungguku. Dengan hati sepenuh rindu. 

Lelaki terbaikku. Kelak jika waktu berkehendak membawaku beranjak menujumu. Kupastikan aku masih bisa melihat senyum itu. Senyum yang pernah kautitipkan pada rona langit senja. Agar bisa kunikmati sepuasnya dari balik buram kaca jendela.

Kepada lelaki terbaikku. Tasbih itu. Masih tergenggam erat di tanganku. Menemani di sepertiga malam dan sujudku. Menjagaku. Menggantikan dirimu yang semena-mena pergi ketika hati tengah gencar-gencarnya mencintai.

Pagi ini. Hujan bertanya lagi. Apakah aku masih setia menanti? 

***

Malang, 26 April 2019

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline