Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cersil | Kembang Pemikat Cinta [Bag.3]

Diperbarui: 26 Desember 2020   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: amazingpict.com

Kisah sebelumnya:Pertemuan antara Mbah Brojo dan Nini Surkanti akhirnya menguak jati diri Sri Kantil yang sebenarnya. Usai membeberkan semuanya,  perempuan tua itu raib meninggalkan Mbah Brojo.

--------------

Nini Surkanti menghempaskan tubuh di atas amben. Napasnya tersengal-sengal. Peluh membasahi kening dan pipinya yang keriput.

Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak. Dengan napas masih memburu ia bergegas bangun, duduk bersila, meletakkan kedua tangan di atas paha. Mata lelahnya terpejam rapat-rapat. Lalu ia mulai berkonsentrasi. Memusatkan pikiran dan hati pada satu titik.

Meski begitu tetap saja ia tidak berhasil mengusir bayang-bayang masa lalu yang muncul samar-samar kemudian secara perlahan menjadi semakin nyata.

Puluhan tahun silam, Nini Surkanti adalah sosok pendekar cantik yang amat disegani. Orang-orang memberinya gelar Dewi Rembulan. Karena memang wajahnya bersinar seperti rembulan. Dan ia memiliki senjata ampuh. Selendang pelangi. Selendang itu bisa berubah menjadi sebatang besi berapi jika Nini Surkanti memilin-milinnya.

Di jagat dunia persilatan semua mengenal sosok Nini Surkanti. Bukan hanya kecantikannya yang memukau, melainkan juga karena ilmu yang dimilikinya cukup tinggi.

Tidak mengherankan, sebab ayahnya--Ki Basworo Yudho adalah seorang guru besar pemilik padepokan Reksokumbolo yang amat tersohor. 

Nini Surkanti tinggal berdua bersama ayahandanya. Ibunya, Nyai Dandang Wilis meninggal dunia saat ia masih bayi.

Sebagai anak semata wayang Nini Surkanti tentu saja mewarisi segala ilmu kesaktian yang dimiliki ayahnya. Ia digembleng sedemikian rupa. Ketika sang ayah tutup usia karena sakit, Nini Surkanti --yang kala itu sudah menjelma menjadi seorang gadis, sudah khatam segala ilmu kadigdayan dan kanuragan peninggalan ayahandanya. 

Padepokan Reksokumbolo pun beralih di bawah kepemimpinan Nini Surkanti. Bersama beberapa murid almarhum Ki Basworo Yudho yang masih setia tinggal di padepokan, Nini Surkanti melanjutkan misi mengajar ilmu persilatan aliran putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline