BENCANA pandemi virus covid-19 atau lebih dikenal dengan sebutan virus corona tidak bisa dipungkiri telah memporak porandakan hampir seluruh aktifitas, termasuk dunia olahraga khususnya kompetisi liga sepak bola di hampir seluruh negara.
Maaf, bukan mengecilkan cabang-cabang olahraga lainnya, tapi patut diakui berhentinya roda kompetisi liga sepak bola di berbagai negara terutama di liga-liga top eropa cukup mendapatkan perhatian serius sejumlah kalangan dan paling banyak diperbincangkan.
Hal lumrah, mengingat cabang olah raga yang satu ini merupakan olah raga yang paling populer dan sangat digandrungi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat dunia.
Negara adidaya Amerika Serikat saja yang beberapa tahun lalu cenderung lebih memprioritaskan bola basket, tinju dan baseball, kini sudah memasukan sepak bola sebagai olah raga populer di Negeri Paman Sam tersebut. Itulah sepak bola yang sudah menjadi magnet kuat bagi masyarakat dunia.
Maka, sangat beralasan jika tiba-tiba kompetisi liga ini diberhentikan. Banyak pihak yang meradang dan kecewa. Tapi, apa hendak dikata, pandemi virud covid-19 telah meluluh lantakan semuanya.
Namun hal paling menarik diperbincangkan para pecinta sepak bola dunia tentu saja Liga Primer Inggris. Selain kompetisi liga sepak bola Negeri Ratu Elizabeth ini digadang-gadang sebagai liga sepak bola terbaik di dunia, juga ada pelakon lain yang menjadi bumbu, yakni Liverpool.
Ya, Liverpool menjelma jadi bumbu pemanis yang membuat Liga Primer lebih banyak diperbincangkan. Mengingat klub asal kota pelabuhan ini akan menjadi klub yang akan sangat dirugikan jika kompetisi liga dihentikan dan FA sebagai otoritas tertinggi sepak bola Inggris memutuskan tidak ada penentuan juara.
Kenapa pasukan Jurgen Klopp akan merugi jika liga dihentikan?
Pasalnya mereka hanya membutuhkan dua kemenangan atau enam poin tambahan untuk memastikan diri keluar sebagai juara Liga Primer Inggris.
Dan, sangat besar kemungkinan enam poin tambahan itu akan mampu diraihnya mengingat sisa laga yang harus dimainkan masih cukup banyak, yakni sembilan pertandingan. Rasanya tidak terlalu sulit buat Mohamad Salah dan kawan-kawan mendapatkan enam poin tambahan dimaksud.
Kerugian lain yang akan ditanggung si merah (jukukan Liverpool) adalah mereka harus kembali puasa gelar, setelah terakhir kali meraka raih tiga dekade silam. Tepatnya pada musim kompetisi 1989/1990.
Kembali, kerugian Liverpool ini hanya akan terjadi jika FA memberhentikan liga dan memutuskan tidak ada penentuan juara untuk musim kompetisi 2019/2020.