Lihat ke Halaman Asli

Diam

Diperbarui: 3 September 2020   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

peakpx.com

Tatapan bola matamu mengisyaratkan ada kebekuan rasa di antara degup jantung

Kedipan mata digelayuti butiran bening
Basah namun tiada tertumpah
Biarlah, sisakan waktu untuk diam

Meski jemari sudah tiada lincah
Bibir kelu tak ada untaian kata mutiara
Hidung hanya mampu mencium aroma getir kabar berhembus
Keheningan ini tak jua pecah oleh desah lirih kerinduan

Ilalang sibuk bergoyang bercengkrama bersama angin
Arakan awan setia menghias atap langit
Namun ingatkah engkau pada semua itu?
Hidupmu amatlah berarti

Diam, diamlah engkau...
Patutkan diri pada cermin masa lalu
Biarkan diam mengurai berjuta khilaf
Perbanyak diam
Diam akan membawamu pada mimpi baru
Sulit? Biar saja

Diam membawamu mampu mensyukuri
Berjuta nikmat Tuhanmu
Takkan bisa dihitung
Hidup hanya sekali
Perbanyak kebaikan di sisa hidup
Niscaya bahagia kan datang memelukmu

(Sungai Limas, 3 September 2020)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline