Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Alhamdulillah Masih Bisa Makan

Diperbarui: 7 Desember 2020   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri foto Eko Irawan, Alhamdulillah masih bisa makan

Ada jurang. Menganga. Memberi batas. Antara yang kaya dan miskin. Terlihat dari tempat sampahnya. Yang kaya, banyak membuang sisa makanannya. Yang miskin makan jarang ada. Ini nyata, fenomena apa?

Tapi Alhamdulillah aku masih bisa makan. Hanya nasi dan goreng tempe. Inilah kekayaanku. Sederhana, apa adanya.

Yang miskin itu mereka. Tak tahu tetangganya kelaparan. Kehausan. Tak mampu beli beras. Mereka kaya, tapi miskin hati. Tak punya nurani. Membuang rejeki.

Mereka kikir. Lalat saja diusir, apalagi tetangga yang miskin. Lebih baik sisa makanan dibuang, daripada diberikan yang lapar. 

Seolah bangga membuang makanan. Tanda hebat tanpa tandingan. Tapi sejatinya dalam kemiskinan. Tak punya kepedulian.

Syukuri apa yang kau punya. Jika lebih, berbagilah. Jangan kau buang. Coba lihat tetanggamu, barang kali mereka ada yang kelaparan. Tolonglah mereka. 

Alhamdulillah masih bisa makan, 7 Desember 2020 oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline