Prinsip-Prinsip Budidaya Udang Windu Organik Sidoarjo (Bag.5)
Budidaya udang windu di Sidoarjo memiliki sejarah panjang sebagai warisan budaya maritim masyarakat pesisir. Seiring dengan berkembangnya tuntutan pasar global terhadap produk perikanan yang sehat, alami, dan ramah lingkungan, muncullah sistem budidaya organik udang windu. Sistem ini tidak hanya mempertahankan tradisi lokal, tetapi juga menegaskan identitas Sidoarjo sebagai pusat udang windu premium.
Dilarang Menggunakan Benih Alam (Benur dan Gelondongan)
Dalam budidaya udang windu organik, salah satu prinsip utamanya adalah keberlanjutan dan keamanan ekosistem. Karena itu, benih (benur maupun gelondongan) dilarang menggunakan benih alam, dengan alasan berikut ini.
1. Prinsip Keberlanjutan Ekosistem.
Pengambilan benih udang windu langsung dari alam (laut, muara, sungai) menyebabkan overfishing benih sehingga stok indukan di alam semakin menipis. Jika terus-menerus diambil, ekosistem laut akan rusak, populasi udang windu liar berkurang, dan keanekaragaman hayati terganggu.
2. Kesehatan dan Kualitas Benih.
Benih alam sering membawa penyakit atau parasit karena tidak melalui proses pengawasan kesehatan. Pada budidaya organik, kesehatan benih menjadi prioritas, sehingga lebih disarankan memakai benih dari hatchery organik (panti benih yang dikelola dengan prinsip ramah lingkungan). Benih hatchery bisa ditelusuri asal-usulnya (traceability), sementara benih alam tidak.
3. Standar Sertifikasi Organik.
Lembaga sertifikasi organik (misalnya Naturland, IMO, atau standar lokal) mengharuskan benih berasal dari indukan hasil budidaya hatchery yang dipelihara tanpa bahan kimia, hormon sintetis, atau pakan buatan. Penggunaan benih alam dianggap melanggar prinsip organik karena tidak bisa dikontrol asal-usul dan cara perolehannya.
4. Pengendalian Genetika dan Kualitas Produksi.
Hatchery organik bisa memilih indukan yang sehat, pertumbuhannya cepat, dan adaptif pada sistem organik. Benih alam lebih beragam genetiknya, tetapi kualitas pertumbuhannya tidak seragam, sehingga hasil panen bisa tidak konsisten.
5. Etika Lingkungan dan Sosial.
Budidaya organik ingin memberi contoh bahwa usaha tambak tidak merusak alam. Jika tetap memakai benih alam, pesan moral organik menjadi tidak konsisten karena masih mengambil sumber daya dari alam secara eksploitasi.
Jadi, intinya benih windu organik harus berasal dari hatchery organik yang bebas bahan kimia, bisa ditelusuri, sehat, dan tidak merusak stok alam.
Menjaga Ekosistem Tambak
Dalam menjaga keseimbangan ekosistem tambak sekaligus menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, maka dirumuskan prinsip-prinsip dasar budidaya organik udang windu di Sidoarjo. Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus dipatuhi:
1. Larangan Penggunaan Bahan Kimia Sintesis
Petambak dilarang keras menggunakan pupuk kimia, pestisida, antibiotik, atau bahan kimia sintesis lainnya. Semua input produksi harus alami dan ramah lingkungan. Hal ini untuk menjaga ekosistem tambak tetap seimbang serta menjamin keamanan pangan bagi konsumen.