Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Haekal Fikri

Do think the Unthinkable

Besok Langit Akan Jatuh

Diperbarui: 25 Mei 2021   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang-orang berjalan tanpa mengenakan jas hujan
Mereka lebih takut basah dalam pikiran
Ingatan yang lembap memaksa mereka berhenti dari perjalanan panjang dan mencari cara agar dapat menopang beberapa tubuh dan lengan. 

Mata mereka sering di serang harapan
Harapan sendiri pandai menipu diri sendiri
Seperti anak-anak di jalan-jalan tak beraturan yang segenap hidupnya adalah bertahan bertahun-tahun di paruh lambang sebuah negara. 

Negara bukanlah negeri
Lengan mereka memang cukup panjang
Tetapi hanya untuk dirinya sendiri. 

Tidak ada yang mampu mereka lakukan
Jalanan dan gedung yang pucuknya mulai menyentuh biru langit, berubah menjadi sepasang mata pisau; memberi pilihan dan rasa aman ketika kau menunggu di meja makan, atau sebaliknya ketika kau lengang. 

Ada sepasang kekasih, mereka lebih memilih membalut matanya sendiri. Dengan alasan perayaan dan pertanyaan;
Mengapa hidup lebih sering menunjukkan dirinya sebagai kata benda dari pada kata sifat?
Atau sekali lagi mereka akan pulang dengan kata yang kosong. 

Dari jendela kulihat orang-orang tetap pulang dengan menggandeng pikiran-pikiran lama di kepala
Di mana-mana, mereka selalu membawa perihal kisah
Tetapi kasih adalah perihal yang paling sulit kau sentuh jemarinya. 

Sebagian lampu-lampu di jalan mulai padam,
tetapi mata yang hidup di jantung rahasia belum terperam
Tidak ada peredam, tidak ada. 

Membuka mata sama dengan menutup mimpi
Sementara malam akan tiba dan kesunyian mulai menyusun dirinya kembali. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline