Lihat ke Halaman Asli

Eftrida Yuliana

Mahasiswi Pertanian

KKN ala Calon Sarjana Pertanian

Diperbarui: 4 Desember 2018   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya sudah tidak asing lagi jika kita mendengar Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada umumnya KKN digambarkan seperti beberapa mahasiswa yang tinggal di sebuah desa dalam beberapa waktu untuk mengikuti kegiatan yang ada di desa dan menjalankan program kerja yang telah direncanakan sebagai wujud pengaplikasian ilmu yang sudah didapat di dunia perkuliahan.

Tahun 2018 ini, untuk pertama kalinya Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Salatiga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa tahun ke 3 yang berlangsung selama satu bulan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dalam satu kecamatan ini, dipakai dua desa untuk lokasi KKN yaitu Desa Ngrapah dan Desa Sepakung. Setiap kelompok ditempatkan di satu dusun berbeda untuk melaksanakan program kerjanya masing-masing.

Kelompok kami bertempatan di Dusun Ngrapah Krajan yang berlokasi di Desa Ngrapah. Selama satu bulan tinggal disini, kami melakukan empat program kerja yang sudah kami rencakan sebelum kami berangkat KKN. Program-program yang kami jalankan adalah:

1. PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)

dokpri

Di dusun ini terdapat lahan sawah yang sangat luas karena sebagian besar warga di dusun ini bermata pencaharian sebagai petani padi maka kami melakukan analisis PUTS. Analisis PUTS ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kandungan unsur hara tersedia (NPK) dan pH pada tanah sawah yang nantinya akan kami gunakan sebagai acuan rekomendasi pemupukan para petani terhadap lahannya untuk musim tanam berikutnya. Analisis PUTS ini diawali dengan mengambil sampel tanah sawah dibeberapa titik dan langsung di analisis dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dari Balittanah.

2. RUBUHA (Rumah Burung Hantu)

dokpri

Pada lahan sawah di Dusun Ngrapah Krajan memiliki masalah utama berupa hama tikus yang keberadaannya sulit dikendalikan oleh petani. Keberadaan tikus di sawah dapat merusak tanaman padi, sebagai penyebar penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis (kencing tikus), dan yang paling parah adalah menyebabkan gagal panen.

Burung hantu digunakan sebagai hewan pembasmi tikus yang efektif dibandingkan dengan mengunakan racun tikus atau perburuan tikus secara manual (gropoyokan). Burung hantu pun memerlukan tempat untuk menetap, bereproduksi, dan mencari mangsa yaitu tikus. Maka dari itu pembutaan RUBUHA (Rumah Burung Hantu) merupakan langkah yang tepat untuk mengendalikan populasi hama tikus di Dusun Ngrapah Krajan.

3. Pemberdayaan Siswa/i SD

dokpri

Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang dicampur dengan nutrisi. Hidroponik yang kami terapkan adalah wick system, dimana wick system ini termasuk hidroponik paling sederhana. Dalam pelaksanaan program ini bisa memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik, gelas plastik, dan kain bekas sebagai sumbu menyerap air dan nutrisi untuk tanaman.

Pemberdayaan siswa/i sekolah dasar (SD) dilaksanakan dengan cara menyampaikan materi dan pelaksanaan penanaman dengan sistem hidroponik sederhana yang memiliki tujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa pertanian itu tidak harus menanam menggunakan tanah dan memerlukan lahan yang luas, tetapi menanam bisa juga dilakukan tanpa menggunakan tanah dan di lahan yang tidak luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline