Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sedih Seorang Anak Yatim

Diperbarui: 26 Juni 2018   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada kesempatan kali ini Saya akan menuliskan sebuah kisah nyata yang mengharu biru dari seorang anak yatim. Anak yang terlalu masih kecil untuk kehilangan seorang Ayah yang sangat mencintainya. 

Sebut saja keluarga Pak Anton (Nama Samaran). Pak Anton adalah seorang suami yang sangat mencintai istrinya Shella (Nama Samaran) dan anak semata wayang mereka Angela (Nama Samaran).

Keluarga kecil ini hidup bahagia terlebih Pak Anton adalah seorang Direktur Muda di sebuah perusahaan swasta ternama dengan gaji lebih dari cukup untuk keluarga kecil mereka. Sejak istri Pak Anton hamil Pak Anton dan istrinya sepakat agar Bu Shella berhenti bekerja dan fokus menjaga kehamilannya supaya lancar dan sampai anaknya sudah lahirpun Pak Anton tidak mengizinkan istrinya bekerja kembali dan hal tersebut disetujui oleh istrinya. 

Waktu berjalan terus tidak terasa anak mereka  Angela sudah kelas 2 SD dan sejak kecil sudah disekolahkan di Sekolah Terbaik berbasis kurikulum internasional. 

Disela-sela kesibukannya Pak Anton adalah orang yang selalu meluangkan waktunya bepergian ke luar kota saat akhir pekan bersama istri dan anaknya. Sungguh Pak Anton adalah sosok ideal seorang Suami dan Ayah, tentunya hal tersebut sangat membahagiakan bagi Ibu Shella dan anaknya Angela.

Pak Anton sudah membeli rumah yang cukup bagus dan kendaraan mobil yang cukup nyaman lengkap dengan supir keluarga demi kenyamanan keluarga kecilnya. 

Pak Anton hobbi berolah raga Golf dan memancing. Sesekali di waktu luangnya Pak Anton selalu menyempatkan diri untuk berolah raga yang sekaligus merupakan hobbinya itu.

Dalam hal Keuangan Pak Anton telah menyiapkan Deposito untuk bekal pendidikan anaknya kelak yang bercita-cita jadi dokter spesialis jantung karena ingin menyelamatkan nyawa banyak orang katanya setiap kali ditanyakan mengenai cita-citanya kelak. 

Pak Anton juga sedang dalam tahapan merintis sebuah usaha dengan modal pinjaman dari Bank yang cukup besar dimana surat rumah dan surat aset lainnya sebagai jaminannya. 

Dalam hal Finansial Pak Anton termasuk orang yang sangat konvensional. Lembaga keuangan yang dia percaya satu-satunya hanyalah Bank. Bukan tidak banyak ajakan dari rekan-rekannya untuk mulai investasi di Pasar Saham, beli reksadana, beli Unit Linked atau beli Paper Asset atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jiwa. 

Semua tawaran itu tidak dihiraukan oleh Pak Anton. Baginya Menabung di Bank, sebagian Deposito dan sebagian diputar ke usaha yang dirintasnya sudah lebih dari cukup untuk keluarga kecilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline