Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Ejekan dan Empati karena 41 Anggota DPRD Malang Menjadi Tersangka Suap

Diperbarui: 4 September 2018   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam ini meninggalkan tanda tanya lewat sebuah berita, "Total 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang menjadi tersangka suap pembahasan APBD-P Pemkot Malang Tahun Anggaran 2015." (Kompas.com, 3/9/2018). Kabar yang sangat merisaukan telinga masyarakat.

Namun nampaknya kejahatan korupsi adalah hal sepele untuk dianggap serius. Ini hiburan, dagelan, dagelan, dan dagelan. Empat anggota dewan yang tersisa tidak cukup bisa menghentikan masyarakat agar tidak tertawa semalam suntuk.

Sesekali di antara kelucuan dan kemuakkan itu, terbesit nurani. Aku adalah manusia yang pernah menundukkan wajah dalam kekosongan. Tatapan yang tidak menentu memandang orang-orang di sekitarnya. Sekarang, kegelisahan itu menyerang para anggota Dewan yang terhormat. Izinkan malam mengantarkan keheningan kepada mereka.

Bapak/Ibu Dewan yang terhormat, aku pernah pula berdiam kaku seolah saat itu aku mendekat pada kematian. Malam saat nama Bapak/Ibu dicentang dalam deretan tersangka suap, aku bergegas mencari pujian yang ingin sebelumnya kuberikan kepadamu.

Aku muak melihat orang-orang menertawakan kalian. Aku yakin nuranimu tersentak saat menerima uang-uang tersebut.

Namun berikanlah kebenaran itu, sebuah ketegaran dalam kejujuran, sebuah ketenangan dalam menghadapi tuntutan.

Ini adalah kejahatan luar biasa, kata mereka. Namun, kelembutanmu untuk mengungkapkan kebenaran akan menggoyahkan itu semua. Dan saat ini, kalian seolah mendekat juga pada bibir jurang kematian. Seolah akhir kisah ini hendak menegaskan: tidak seorangpun akan mau kalian dengarkan.

Tidak apalah. Jika tidak seorangpun ingin menghormati kebenaran, catatanku malam ini akan menjadi memori: Matinya sebuah nurani manusia. Kita semua mempunyai bagian dalam kematian nurani, Anda menerima suap dan kami menertawakannya. Sebuah seruan dari pemberontakkan jiwa akan membangkitkannya kembali: Bongkar, bongkar, dan bongkar!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline