Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Puisi | Kala Bayang Tak Pernah Menyatu

Diperbarui: 10 Agustus 2019   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala bayang tak pernah menyatu,dirinya hanya bersembunyi membuntuti,barangkali terlihat ketika ada pendar sinar lentera atau lilin menyala,namun  akan menghilang kala temaram sinar mereda berganti gulita

Lalu sang raga akan mencari bayangnya,dia nyalakan lilin ,lentera atau dian atau korek api bahkan senter yang menyala,agar bayang muncul mendekatinya

Namun keduanya tak pernah seia sekata,kadang bayang lebih besar atau lebih kecil,namun sang raga  merasa dirinya aman dan terlindungi kala bayang masih mengikutinya

Mirip surat-surat cinta rahasia yang tahu persis dimana dan kapan berada,tanpa seorangpun mengetahui bahwa raga sangat tergantung pada bayangnya dan meninggalkannya kalau gelap atau terlalu terang tiba

Dan bayang hanya mengikuti  takdirnya mendatangi di kala sang raga memanggilnya ,karena  mengerti persis dirinya hanya milik tuannya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline