Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Hak Berhaji Kenapa Bisa Dirampas?

Diperbarui: 3 Agustus 2017   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang perawat tengah memeriksa kesehatan pasien berpenyakit berat sebelum dibawa ikut safari wukuf. Foto | Dokumen Pribadi

Haji 2017 | Kok Bisa Hak Berhaji Dirampas?

Seorang ibu di embarkasi haji Bekasi, beberapa tahun silam, mengibuli petugas kesehatan di embarkasi. Tatkala hendak diperiksa urine, ia menukar urine yang dimilikinya dengan kakak kandungnya. Ibu ini jauh hari sudah sadar bahwa ia sudah berbadan "dua". Jika urine miliknya yang diperiksa, petugas akan mengetahui dirinya hamil. Ia cemas tidak akan diberangkatkan menunaikan ibadah haji.

Upaya membohongi petugas gagal. Sebab, petugas kesehatan tak kalah akal untuk mencari tahu bahwa wanita tengah hamil tak diizinkan menunaikan ibadah haji. Sesuai peraturan, ibu hamil boleh berangkat haji asalkan usia kandungannya 14 hingga 26 minggu.

Hal ini sesuai dengan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 458 Tahun 2000 Nomor : 1652.A/Menkes-Kesos/SKB/XI/2000 Tentang Calon Haji Wanita Hamil untuk melaksanakan ibadah haji. 

Bukan hanya wanita hamil dilarang berangkat haji. Pasien cuci darah (hemodialisa) pun dilarang menunaikan ibadah haji. Baru-baru ini mencuat kasus pelarangan pasien cuci darah (hemodialisa) akan menunaikan ibadah haji. Kasus Ramli (62 tahun) telah menarik perhatian publik setelah videonya ramai di media sosial. 

Ramli memprotes Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Sumatera Barat. Sebab, selain ia sudah melunasi seluruh biaya penyelenggaraan ibadah haji, juga lolos tes kesehatan awal di Puskesmas. Istri Ramli bersikeras agar suaminya dapat diberangkatkan ke Tanah Suci.

Larangan berangkat haji bagi pasien hemodialisa, seperti yang dialami Ramli, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang istithaah kesehatan Jemaah haji. Ini yang jadi pegangan bagi petugas kesehatan haji.

Kesibukan petugas kesehatan menjelang wukuf. Seluruh pasien harus disertakan. Foto | Dokumen Pribadi

***

Seorang perawat kesehatan petugas PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi, Endang (bukan nama sebenarnya), hanya mampu tertunduk. Lalu ia mengelus dada sambil berlinang air mata setelah rekannya marah besar lantaran seharian tidak di tempat tugas.

Saat itu waktu sehari penuh diperuntukan melayani dan mendampingi pasien cuci darah di salah satu rumah sakit setempat. Saat bersamaan, rekan-rekan Endang tengah bekerja keras menolong pasien. Terutama anggota jemaah haji berusia lanjut dan memiliki resiko tinggi.

Kasus ini tak sekali dialami oleh Endang saja, petugas lain pun tak bisa menghindar dari tugas seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline