Lihat ke Halaman Asli

Edy Suhardono

TERVERIFIKASI

Social Psychologist, Assessor, Researcher

Indonesia Di Tengah Pertarungan Dua Raksasa Digital

Diperbarui: 4 Februari 2025   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia dalam tarik-ulur China dan AS (Sumber: Freepik/Koleksi Edy Suhardono)

Dunia digital saat ini sedang memanas karena persaingan antara dua raksasa: Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua negara ini tidak hanya bersaing di bidang teknologi, tetapi juga dalam mengendalikan narasi digital yang mendominasi arus informasi di seluruh dunia.

Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan data adalah kunci untuk memperkuat kekuatan global kedua negara. Namun dengan populasi pengguna internet yang besar, Indonesia memiliki peluang strategis untuk memainkan peran kunci tanpa kehilangan kedaulatan digitalnya.

Geopolitik digital saat ini menjadi area yang sangat penting. Menurut Zuboff (2019), dominasi data dan algoritme tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan kontrol politik yang lebih besar. Dalam konteks ini, Indonesia harus menghindari perpecahan ketika memilih pihak mana yang akan didukung.

Sebaliknya, posisi netral akan menciptakan peluang untuk aliansi strategis yang saling menguntungkan. Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan potensi teknologi yang ada tanpa harus tunduk pada agenda tersembunyi yang dapat dilancarkan oleh aktor-aktor besar dunia.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) merupakan teknologi terdepan yang digunakan oleh AS dan Cina untuk memperkuat posisi mereka. Menurut Chaudhary (2020), AI dapat menjadi alat yang tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi tetapi juga untuk mendominasi.

Salah satu langkah strategisnya untuk menghadang pusaran AI adalah dengan mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi lokal sekaligus melindungi data pribadi dan privasi masyarakat. Dengan cara ini, Indonesia dapat memanfaatkan potensi teknologi untuk meningkatkan daya saing nasional dan mengambil peran kepemimpinan dalam pembuatan kebijakan yang proaktif.

Kedaulatan digital harus menjadi isu utama dalam kebijakan teknologi Indonesia. Deibert (2019) menyatakan bahwa Indonesia perlu membangun fondasi hukum yang kuat untuk melindungi kedaulatannya dari pengaruh eksternal. Dalam konteks ini, Indonesia sedang mengupayakan regulasi yang ketat untuk penggunaan data dan perlindungan privasi.

Dengan memperkuat keahlian lokal di bidang teknologi, Indonesia dapat berupaya menjadi produsen sekaligus konsumen teknologi. Inovasi digital sebagai sarana pemberdayaan, di mana membangun ekosistem teknologi lokal yang berkelanjutan merupakan kunci untuk menghadapi dan mengantisipasi tantangan dan dampak dari dominasi kekuatan besar.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Varis dkk. (2022) menunjukkan bahwa pengembangan ekosistem inovasi lokal sangat penting untuk daya saing di panggung global. Dengan berfokus pada pendidikan dan penelitian, Indonesia memiliki potensi untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya tidak bergantung pada teknologi asing, tetapi juga mampu menciptakan solusi berbasis lokal.

Memperkuat komunitas teknologi tinggi lokal adalah langkah strategis yang sangat dibutuhkan untuk meminimalkan efek negatif dari ketergantungan pada teknologi asing. Di sisi lain, ada juga kekhawatiran tentang bagaimana perang digital dengan penyebaran informasi dan propaganda menimbulkan tantangan yang signifikan dalam konteks stabilitas nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline