Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Penulis dan Lima "Musuh" Terbesarnya!

Diperbarui: 4 Desember 2021   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis (Sumber: Pexels/Judit Peter)

Menulis bagi sebagian orang menyenangkan sedangkan bagi sebagian lainnya sebaliknya: tidak menyenangkan. Bagi mereka yang menyenangi aktivitas menulis, tentu akan tidak banyak mengalami hambatan dalam menuangka gagasan ke dalam bentuk karya tulis. 

Berbeda halnya dengan mereka yang tidak menyukai kegiatan tulis-menulis, mereka cenderung menghindari pekerjaan ini atau mengerjakannya dengan setengah hati.

Baik bagi orang yang menyenangi dunia tulis-menulis maupun bagi mereka yang tidak menyukainya, pada dasarnya menulis merupakan sebuah perjuangan. Perjuangan? Ya, perjuangan melawan diri sendiri! "Musuh" terbesar seorang penulis bukanlah orang lain, melainkan dirinya sendiri.

Musuh terbesar yang tampak manusiawi itu mesti dihadapi, mesti dilawan, mesti fight setiap hari untuk menundukkannya. Kalau kalah, maka musuh akan menjadi penguasa dan merajalela dalam dalam diri dan terekspresikan ke dalam bentuk sikap dan tindakan.

Lalu, apa yang dimaksud dengan musuh di dalam diri sendiri -- yang mau tak mau, harus diatasi jika ingin berhasil keluar sebagai pemenang?

Berikut ini adalah 5 musuh terbesar yang setiap saat hadir menantang dan menghadang para penulis. Ia datang mengiming-imingi para penulis untuk melenceng dari rencana yang ditetapkan di awal. Mari kita bahas lebih lanjut.

Pertama, kemalasan (laziness)

Ini salah satu musuh terbesar dan tersulit untuk ditundukkan. Mengapa sulit? Karena musuh ini ada di dalam diri sendiri dan setiap saat bisa muncul menggoda bahkan menghasut kita untuk berhenti menulis.

Kemalasan tampil dengan wajah manis dan menawarkan kesantaian, leha-leha, dan kesenangan dalam menikmatinya. 

Ia bisa melenakan bagi siapa pun yang sudah larut di dalamnya. Ia memberi kesenangan sesaat, tetapi kegagalan pada akhirnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline