Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Menemukan Waktu yang Tepat untuk Mengusulkan Kenaikan Gaji

Diperbarui: 31 Agustus 2021   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengusulkan kenaikan gaji ada waktunya yang tepat (Sumber: freepic.com.)

Kenaikan gaji adalah dambaan karyawan. Dengan kenaikan gaji tersebut, para karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan lebih baik. Utang bisa dicicil, anak-anak bisa disekolahkan, kebutuhan sandang dan pangan pun bisa dipenuhi. Itulah dambaan semua karyawan.

Waktu yang Tepat

Akan tetapi, kenaikan gaji tidak boleh diusulkan semaunya kepada pimpinan. Tidak pula selalu bisa dipenuhi. Diperlukan waktu (timing) yang tepat untuk mengusulkan kenaikan gaji ini. Nah, kapan waktu yang pas untuk mengusulkan kenaikan gaji?

Memilih waktu yang tepat merupakan strategi yang penting untuk dipertimbangkan. Tanpa memperhitungkan aspek when-nya ini, bukan mustahil apa yang diusulkan akan kandas di tengah jalan dan menimbulkan kekecewaan.

Untuk menghindari kekecewaan itu, berikut penulis sampaikan beberapa pertimbangan untuk mengetahui saat atau waktu yang tepat untuk mengusulkan kenaikan gaji.

Menurut penulis, tidak melulu kemampuan negosiasi yang penting, waktu yang tepat dalam pengusulannya juga mesti dipertimbangkan dengan matang.

Pertama, lihat kondisi keuangan perusahaan.

Mencermati keadaan keuangan perusahaan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan sebelum mengusulkan kenaikan gaji. Coba cari tahu bagaimana kondisi keuangan perusahaan dari pihak internal yang menanganinya.

Dengan atau tanpa melihat data keuangan perusahaan pun, karyawan dapat memahami dan merasakan secara umum kondisi perusahaan, apakah sedang kesulitan atau sedang melaju maju mencapai keuntungan yang besar.

Hindari mengusulkan kenaikan gaji saat perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan, apalagi sedang terpuruk. Bisa jadi Anda akan kena batunya, bahkan boleh jadi dikeluarkan dari perusahaan lantaran tidak punya sense of belonging (rasa memiliki).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline