Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Perpustakaan Banyak, tetapi Minat Baca Rendah, Apa yang Salah?

Diperbarui: 21 Mei 2021   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membaca buku-Sumber: pinterest.com/aarvbus

Ada hasil riset yang lumayan mengejutkan tentang dengan minat baca dan keberadaan perpustakaan. Anda boleh menengok hasil riset tersebut melalui google. Saya tidak akan mengulanginya lagi karena sudah banyak penulis yang mengangkatnya.

Tetapi saya akan ambil intinya, bahwa di negeri ini, jumlah perpustakaan sudah banyak. Kalau dibandingkan dengan jumlah perpustakaan di dunia, Indonesia termasuk negara yang memiliki perpustakaan terbanyak setelah India.

Sementara itu, minat baca masyarakat Indonesia berada di peringkat terbawah dunia, ranking 60 dari 61 negara. Dan, hanya 0,001 persen penduduk Indonesia yang membaca buku. Artinya, dari 1.000 orang penduduk, hanya satu orang yang rajin membaca!

Dari paparan di atas, tampaknya tidak ada korelasi positif antara jumlah perpustakaan dengan kegemaran membaca. Ternyata, jumlah perpustakaan yang banyak tidak menjamin peningkatan minta baca atau literasi masyarakat Indonesia.

Gadget, Sebuah Tantangan

Menghadapi kenyataan seperti ini, tentu saja kita tidak bisa hanya prihatin. Karena, boleh jadi kita juga ada di dalamnya, termasuk orang yang malas membaca. Mesti ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menggalang minat baca masyarakat Indonesia.

Kehadiran gadget dan sarana sejenis, memungkinkan orang mengakses informasi dengan sangat mudah. Informasi yang diperlukan bisa dengan mudah diperoleh melalui handphone android di tangan.

Masyarakat pun bisa menyampaikan segala macam informasi di media sosial dan mendapatkannya dengan sangat gampang, segampang membalikkan telapak tangan.

Upaya peningkatan literasi dalam wujud pembacaan buku cetak dan buku elektronik (e-book) mengalami banyak tantangan dan hambatan. Orang lebih doyan menggunakan gadget-nya untuk bermedsos daripada membaca buku.

Melakukan Intervensi

Menghadapi kenyataan seperti ini, apa yang bisa dilakukan? Bisakah kegemaran membaca buku ditingkatkan di tengah maraknya penggunaan gadget untuk bermedia sosial, dan kebutuhan akan hiburan lainnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline