Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

Bisakah Bukber Puasa Berubah Menjadi Ajang Pamer dan CLBK?

Diperbarui: 14 Maret 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menu Bukber yang murah meriah dan lezat. Sumber gambar dokumen pribadi

Biasanya, ada banyak agenda bersosialisasi yang dilakukan oleh kita selama menjalankan ibadah Ramadan. Semua itu dilakukan tentunya dengan banyak tujuan dan kepentingan yang berbeda. Ada yang kegiatan yang bersifat individu, tapi juga lebih sering dalam bentuk kegiatan bersama atau kelompok.

Sebut saja sebagai misal, pengajian bersama antar pengurus Ta'mir atau remaja masjid, pembagian takjil gratis kepada para kaum musafir yang ada di perempatan jalan, kaum dhuafa serta juga dalam bentuk pengiriman makanan untuk berbuka ke panti jompo atau anak yatim piatu di panti asuhan.

Bagaimana jika ada kegiatan berbuka puasa bersama dengan teman lama?

Wah, klausa di atas bisa jadi ramai saat kegiatan itu digaungkan di group medsos. Responsnya bisa bermacam-macam. Ada yang menanggapinya dengan sikap positif, namun yang negatif juga tidak kalah banyaknya.

Bahkan ada yang merasa ketakutan bila mendengar istilah "Bukber" dengan berbagai alasan sebagai penyebabnya. Buka bersama bisa dimaknai berkumpulnya minimal hanya dua orang, beberapa orang seperti dua keluarga, atau secara masal, yaitu berombongan minimal sejumlah teman satu kelas.

Pertama, kegiatan bukber di bulan Ramadan dianggap sebagai kesempatan untuk ajang pamer kemewahan, atau kesuksesan akan materi, jabatan atau keilmuan yang dimiliki. Oleh karena itu, banyak dari para sahabat lama yang kurang mampu, mereka enggan datang karena dari awal sudah mempunyai pemikiran buruk seperti dugaan tadi.

Memang kesannya memang seperti itukah?  

Padahal yang mengetahui niat baik atau buruk setiap orang yang hadir mengikuti kegiatan BukBer, itu ya diri mereka sendiri dan Allah SWT. Juga, ada beberapa dari mereka yang mungkin pernah satu kelas atau satu angkatan saat bersekolah atau juga bekerja dalam satu kantor, nasibnya termasuk yang kurang beruntung sehingga selalu berprasangka negatif.

Kebalikannya juga ada bahwa yang sudah merasa berhasil secara materi atau pun jabatan juga akan enggan hadir di acara bukber dengan dalih kesibukan kantor dan lainnya. Padahal, mereka juga berprasangka buruk bahwa teman-temannya itu nantinya hanya ingin sumbangan, ingin dibantu mendapatkan jabatan atau bantuan ekonomi keuangan dan banyak lainnya.

Jika punya pikiran dan prasangka seperti itu, buanglah jauh-jauh! Justru ajang bukber itu bisa dimanfaatkan sebagai ajang silaturahim dan pelepas rindu di antara kita yang terkadang karena kesibukan dan jarak, membuat semua berpisah untuk beberapa waktu. Bila mampu, manfaatkan kegiatan bukber itu untuk saling membantu bagi para sahabat lama yang belum beruntung dalam hal apa pun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline