Lihat ke Halaman Asli

Peninggalan Sejarah di Blora yang Merana

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1401967323183755947

Photo "Bruk Brosot" Blora saat ini, dengan kondisi rel yang sudah lepas dari pondasinya, setelah ditabrak sebuah truk kontainer pada 31 Oktober 2013.

Sejak runtuh akibat tertabrak truk kontainer pada 31 Oktober 2013, jembatan "bruk brosot" yang berfungsi untuk pendukung sarana wisata kereta api tua bersejarah peninggalan kolonial Belanda di kawasan hutan jati Kecamatan Sambong, Blora, hingga kini belum juga diperbaiki.

Pantauan di lokasi, Sablu (3/5), memperlihatkan fisik jembatan "bruk brosot" masih dalam kondisi mlompong. Besi penyangga rel KA yang melengkung dan patah masih tergeletak di pinggir jalan.

Tiang beton penyangga jembatan sisi kiri juga masih tampak remuk, dan tidak tampak satu pekerja pun di lokasi itu.


Praktis rel KA yang melintang di atas jalan raya Blora-Cepu di kawasan hutan jati Kalimodang masih terputus.


Dampaknya KA loko tour tua yang selama ini beroperasional untuk melayani turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman), dan tamu-tamu khusus ke hutan jati alam Gubug Payung, terhenti total.


Loko tour tua selama ini menjadi magnet luar biasa wisman seperti dari Belanda, Prancis, Korea, Jepang, Australia dan lainnya untuk melihat proses penanaman jati, teresan, saradan log jati yang ditarik sapi.


Juga kawasan hutan jati alam Gubug Payung berumur ratusan tahun disuguhi untuk pelancong. Namun sekitar enam bulan terakhir tidak terlayani.


Diurus
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan "bruk brosot" di jalan raya Blora-Cepu kawasan hutan jati Sambong runtuh akibat dibantam truk kontainer jumbo sekitar sekitar pukul 17:50 WIB, Rabu (30/10), adalah murni kesalahan pengemudi truk.

Pengemudi truk kontainer Mitsubhisi type FP-445 Nopol L-8245-US Moch Maki, warga Kalimas Barat IV/17 RT-05 /RW-09 Surabaya, sembrono atau lalai tidak memperhatikan ketinggian dari postur jembatan saat dia melintas di bawah jembatan bruk brosot.


Jembatan bersejarah itu sudah dilengkapi dengan rambu dan tanda pengingat. Termasuk rambu ketinggian jembatan dengan tulisan besar mencolok yang terpasang dari dua arah (timur-barat).


Menurut Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Hendro Koesdijanto, jembatan KA kuna (eks Belanda) itu berperan penting untuk sarana wisata loko tour tua.


Selama ini, jembatan itu setidaknya sudah empat kali rusak dan diperbaiki, terakhir fisiknya ditinggikan sekitar 60 centimeter.


"Sebenarnya kami sudah urus ini. Tapi kok belum juga ditangani penanggungjawabnya. Besok (Senin, 5/5) akan kami urus lagi," katanya.

sumber : http://www.infoblora.com/2014/05/sudah-6-bulan-runtuh-jembatan-rel.html

Berikut Photo-photo "Bruk Brosot Blora" dan Loco Tour Cepu dalam kenangan :

14019679061384477972

14019680111331830210

14019680612015242868

14019681201355701341

14019681841720100553

1401968286874923516

14019683621797568080

14019684222011324646

14019685034351931

Dan berikut photo-photo kenangan Loco Tour Wisata Cepu yang di ambil dari :

http://semboyan35.com/archive/index.php?thread-5841.html

1401968652445546556

14019686891343605956

14019687971813736920

14019688422002458681

1401968882671726994

14019689301347666633

1401969015997984502

Semoga aset Bruk brosot peninggalan sejarah ini dapat terjaga. Sehingga semua dapat menikmati eksotisnya hutan jati Blora. Dan kedepannya nanti,  diberikan "peredam kecepatan" pada jalan raya tersebut sebelum melewati Bruk Brosot, supaya kendaraan yang akan melintas dapat mengurangi kecepatannya.

Peninggalan sejarah lain di Kabupaten Blora yang masih membutuhkan perhatiannya, diantaranya :

14019693141292657976

14019694541946483152




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline