Lihat ke Halaman Asli

Dyah Woro Untari

Dyah Woro Untari

Pasar Tani ala Petani Cabai

Diperbarui: 19 Desember 2019   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar tani di salah satu kota di Belanda (dok. pribadi)

Di berbagai negara maju, kelahiran kembali "farmers market" (pasar tani) di berbagai belahan dunia merupakan reaksi dari tekanan industri pertanian (Guthrie, Guthrie, Lawson, 2006).

Sebut saja di Amerika, Eropa atau Selandia Baru, para petani skala kecil terlalu lemah untuk bisa bersaing dengan perusahaan raksasa. Untungnya, terdapat segmentasi konsumen yang memberi celah pada petani skala kecil untuk bertahan.

Walaupun luas kepemilikan lahan petani di negara maju yang berkisar 100 hektar atau lebih, hal ini tidak bisa kita bandingkan dengan mayoritas 58,7% rumah tangga petani kita yang luasan lahannya kurang dari 0,5 hektar (SUTAS, 2018). 

Ukuran luasan lahan berbeda antar satu daerah atau negara. Pertanian disebut skala kecil untuk membedakan dengan pertanian industri (OECD, 2001).

Kekuatan gerakan petani
Di pasar tani di negara-negara maju tersebut, sebagian konsumen menghargai hubungan dengan produsen. Terdapat trust disini. Di mana mereka mempercayakan keamanan pangan kepada produsen yang telah secara konsisten menyuplai kebutuhan pangan mereka.

Permintaan yang muncul itu disambut baik oleh para petani kecil tersebut. Kemudian secara mandiri, terorganisasilah sebuah kelembagaan pasar tani yang menguntungkan kedua belah pihak.

Para petani bisa mendapatkan income yang lebih tinggi, memperoleh pasar yang terorganisasi dengan baik dan memiliki kesempatan untuk mengenalkan produknya.

Di Belanda, terdapat sebuah perusahaan ternama yang produk-produk susunya bisa Anda temukan di berbagai penjuru dunia.

Sebuah peternakan sapi perah yang menyuplai salah satu perusahaan susu terbesar di Belanda (dokpri)

Sejatinya organisasi tersebut sudah dirintis di tahun 1960an. Awal mulanya dikarenakan sifat produk yang mudah rusak dan keterbatasan refrigerasi sehingga petani harus mengantarkan susu kepada pelanggan secepatnya. Disamping itu juga untuk meraih posisi tawar yang lebih tinggi di pasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline