Lihat ke Halaman Asli

Dwi Rustanti

Penulis adalah penulis pemula yang mengajar di SDN Pepe-Sedati-Sidoarjo

Kupu-kupu yang Buruk Rupa

Diperbarui: 5 Oktober 2021   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pagi itu udara sangat cerah,  segerombolan kupu-kupu yang indah terbang di atas bunga berbagai warna, diantara hijaunya dedaunan di Taman Bestari. 

Dengan sayap yang berwarna-warni segerombolan kupu-kupu tersebut memamerkan sayapnya yang indah, menari di atas kembang melati yang semerbak harum mewangi.

Tiba-tiba datang dari utara kupu-kupu yang buruk rupa, sayapnya yang hitam legam dan tidak utuh, membuat kupu-kupu ini kurang begitu menarik. 

"Hai teman-teman" kupu-kupu yang buruk rupa itu menyapa segerombolan kupu-kupu yang menari indah di taman. 

Segerombolan kupu-kupu tersebut melihat  kupu-kupu yang buruk rupa itu dengan wajah nyinyir. 

Tanpa menjawab kembali sapaan kupu-kupu yang buruk rupa, segerombolan kupu-kupu tersebut meninggalkan taman.

"Tuhan mengapa mereka tak mau bermain denganku, apa salahkau? Apa karena aku memiliki rupa yang buruk sehingga mereka tak mau berteman denganku" tak terasa air mata kupu-kupu buruk rupa tersebut menetes.

Tak berapa lama kemudian datang dari utara, segerombolan kupu-kupu yang sombong tadi, mereka terbang dengan tunggang langgang, "tolong.... tolong" terdengar kupu-kupu tersebut meminta tolong. 

"ada apa?" tanya kupu-kupu siburuk rupa tadi, terlihat seorang anak kecil membawa alat penangkap kupu-kupu, anak kecil tersebut ingin menangkap kupu-kupu yang indah.

"Menyebar kawan" perintah kupu-kupu buruk rupa tadi kepada teman-temannya, dan kupu-kupu buruk rupa tadi masuk perangkap alat penangkap kupu-kupu yang dibawa anak kecil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline