Lihat ke Halaman Asli

Gangguan Voyeurisme

Diperbarui: 24 Januari 2016   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Voyeurisme disorder atau gangguan voyeurisme merupakan kondisi dimana seseorang memiliki prefensi tinggi untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat orang lain yang tanpa busana atau sedang melakukan hubungan seksual. Pada beberapa laki-laki voyeurism adalah satu-satunya aktivitas seksual yang mereka lakukan; pada laki-laki lain, lebih diminati namun tidak mutlak diperlukan untuk menimbulkan gairah seksual (Kaplan & kreuger, 1997).

Orgasme seorang voyeur dicapai dengan melakukan masturbasi, baik sambil tetap mengintip aatau setelahnya, sambil mengingat apa yang dilihatnya.kadang seorang voyeur berfantasi melakukan hubungan seksual dengan orang yang diintipnya, namun hal itu menjadi fantasi, dalam voyeurism jarang terjadi kontak antara orang yang diintip dan yang mengintip.

Selain itu bisa disebut sebagai gangguan psikoseksual di mana seseorang berasal kenikmatan seksual dan kepuasan dari melihat tubuh telanjang dan organ genital atau mengamati tindakan seksual orang lain. Mengintip ini biasanya tersembunyi dari pandangan orang lain. Voyeurisme adalah suatu bentuk paraphilia.

Sebuah bentuk varian dari voyeurisme melibatkan mendengarkan percakapan erotis. Hal ini sering disebut sebagai telepon seks, meskipun biasanya dianggap voyeurisme terutama dalam contoh mendengarkan orang-orang tidak curiga.

Penyebab Gangguan Voyeurisme

a.       Ketidak-adekuatan relasi dengan lawan jenis dan rasa ingin tahu yang sangat mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual.

b.      Pernah mengalami trauma psikologis dari perlakuan jenis kelamin lain yang menambah kadar rasa kurang percaya diri.

Tujuan dari voyeurisme adalah untuk mengamati individu yang tidak menaruh curiga yang telanjang, dalam proses membuka pakaiannya atau terlibat dalam tindakan seksual. Orang yang sedang diamati biasanya orang asing bagi pengamat. Tindakan melihat atau mengintip dilakukan untuk tujuan mencapai gairah seksual. Pengamat umumnya tidak berusaha untuk memiliki kontak seksual atau aktivitas dengan orang yang sedang diamati.

Voyeur sejati, hampir selalu laki-laki, tidak merasa gairah melihat perempuan yang sengaja membuka pakaiannya untuk kesenangan si voyeur. Elemen resiko nampaknya penting karena voyeur merasa bergairah dengan kemungkinan reaksi si perempuan yang diintipnya dika ia mengetahuinya. Beberapa voyeur mendapatkan kenikmatan tersendiri dengan secara diam-diam mengamati pasangan yang sedang melakukan hubungan seksual.

Voyeurism itu pada umumnya berawal dari masa remaja. Ada pemikiran bahwa voyeur merasa takut untuk melakukan hubungan seksual secara langsung dengan orang lain, mungkin karena tidak terampil dalam hubungan social. Tindakan mengintip yang mereka lakukan berfungsi sebagai pemuasan pengganti dan kemungkinan memberikan rasa kekuasaan atas orang yang diintipnya. Voyeur seringkali mengidap parafilia lain, namun tampaknya tidak menjadi gangguan

Setelah semua peraturan membatasi penjualan material pornografis bagi orang dihapuskan di Denmark pada tahun 1960-an, salah satu dari sedikit efek yang dapat diamati dari liberalisasi tersebut adlaah sangat berkurangnya tindakan mengintip. Mungkin semakin banyaknya gambar dan tulisan yang vulgar, umumnya digunakan untuk masturbasi, cukup memuaskan kebutuhan beberapa lelaki voyeur, walaupun tidak melakukan tindakan mengintip. Mungkin kemudahan mengakses pornografi melalui internet akan memberikan efek yang sama secara global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline