Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Tempo Selalu Kritis pada Jokowi dan Buzzernya, Sentimenkah?

Diperbarui: 7 Oktober 2019   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kartun dari Tempo media. Selalu Kritis terhadap Jokowi dan buzzernya? (mediafeed.id)

Ninoy Karundeng yang mengaku relawan Jokowi Apps baru- baru ini heboh. Ia diculik sejumlah orang dan dihajar sampai bonyok. Sebuah  video yang viral memperlihatkan gaya interogasi mirip ISIS. Kalau saya menjadi Ninoy ngeri juga diinterogasi sebegitu rupa. Salah satu alasannya karena Ninoy sering menulis keras terhadap lawan- lawan Jokowi yang begitu gencar nyinyir dan memperlakukan presiden layaknya pesakitan. 

Bahkan Jokowi dituduh musuh Islam terutama oleh para ulama garis keras yang lebih condong khilafah. Tuduhan demi tuduhan dilontarkan kepada Jokowi, bahkan  muncul fitnah bahwa Jokowi keturunan PKI, Jokowi bukan anak kandung karena sebetulnya Jokowi itu keturunan China. Serangan demi serangan terus terjadi dan itu dilakukan oleh orang yang mengaku menguasai ilmu agama.

"Buzzer "  Sebuah Persoalan bagi Tempo?

Para "buzzer", menurut penulis sebetulnya hanya mendudukkan persoalan pada data- data faktual bukan berdasarkan katanya,  media ini . itu dan karena gencarnya para buzzer itu media arus utama, geram, terutama Tempo yang konsisten menulis tentang politik, berbagai isu- isu sensitif menyangkut negara dan bangsa menjadi seru masyarakat yang tidak dewasa mudah terpancing isu.

Terus terang,saya selalu membaca topik hangat yang diangkat Tempo. Tentang buzzer atau istilah bahasa Indonesianya pendengung yang selalu mendengungkan tentang rekam jejak Jokowi, berbagai prestasi yang diperoleh Jokowi rasanya selalu mendapat kritik tajam. 

Tempo salah satu majalah yang agaknya selalu menempatkan Jokowi sebagai pemimpin yang menjadi target kritiknya. Entah rasanya Investigasi Tempo selalu tajam dan bagi pemuja Jokowi tentu sangat resah dengan tulisan- tulisan Tempo. Apakah reaksi saya. 

Saya masih percaya pada Presiden Jokowi. Bisa merasakan betapa berat memimpin Indonesia yang multi ras, banyak suku dan berbagai karakter manusianya yang cenderung sangat reaktif.

Dalam jurnalistik investigatifnya saya kira Tempo selalu mencari narasumber yang kritis terhadap kebijakan pemerintah.  Pemerintah dinilai tidak berdaya menghadapi lobi -- lobi politik, gerilya para politisi dan cenderung membela kepentingan "tertentu".

Tempo selalu kritis dan sangat obyektif menilai perkembangan politik. Tetapi dari beberapa paparan tampaknya Tempo menempatkan Jokowi sebagai sasaran tembak kritik jurnalistik investigatif. Tempo tinggal satu- satunya majalah yang masih eksis yang menulis tentang politik. 

Majalah lainnya seperti menghilang ditelan waktu. Mungkin saatnya media arus utama atau media mainstream merenung, apa yang menjadi kelemahan mereka. 

Isu isu di media digitalyang ditulis  netizen, para buzzer lebih seru daripada tulisan dari wartawan resmi media arus utama. Para buzzer amat berani menulis dan tidak peduli pada aturan kode etik jurnalistik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline