Lihat ke Halaman Asli

Dwi Klarasari

TERVERIFIKASI

Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

Puisi Akrostik: Cara Menulis dan Seabrek Manfaatnya

Diperbarui: 11 September 2021   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.acrosticnamepoems.com

Semua orang bisa menulis puisi, terlebih dengan teknik akrostik ~ dk

Benar! Termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dahulu penulis dan sejumlah teman pun suka bergantian menulis puisi di buku kenangan masing-masing. Dimulai dengan menulis kata secara menurun, lalu menguraikan setiap hurufnya menjadi larik-larik puisi.

Selalu ada keseruan! Begitu pun tidak terekam dalam ingatan, di kelas berapa persisnya bapak/ibu guru mengajari kami menulis puisi demikian. Puisi yang kemudian hari penulis kenal sebagai "puisi akrostik".

Adakah sahabat literasi pernah memiliki keasyikan serupa? Tahukah sahabat literasi bahwa menulis puisi akrostik ternyata memberikan banyak manfaat! Yuk, kita telusuri bersama!

Berkenalan dengan Puisi Akrostik 

Menurut wikipedia.en, kata "acrostic" di antaranya berasal dari bahasa Prancis acrostiche dan dari bahasa Latin pasca-klasik acrostichis. Seperti gambaran di atas, puisi akrostik (acrostic poem/poetry) adalah puisi yang ditulis berdasarkan huruf-huruf awal dari sebuah kata/kelompok kata yang ditulis secara vertikal. Kata/kelompok kata tersebut bisa menjadi tema atau judul puisi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akrostik didefinisikan sebagai syair atau puisi yang dibentuk dari rangkaian huruf yang mengawali atau mengakhiri setiap barisnya.

Puisi akrostik telah ditulis sejak ribuan tahun yang lalu. Jamak ditemui pada sastra abad pertengahan, dalam syair maupun prosa. Konon, puisi ini digunakan untuk menonjolkan nama penyair atau pelindungnya. Pada kesempatan lain digunakan pula untuk berdoa kepada orang suci.

Ada beberapa jenis atau varian puisi akrostik. Berikut penjelasan dan contohnya.

  • Akrostik Kata: menguraikan huruf-huruf "tema/judul" menjadi satu kata saja. Puisi "KEMARAU" berikut salah satu contohnya.

    KEMARAU (dk)
    Ketika
    Embung
    Mengering
    Ada
    Ribuan
    Asa
    Urung

  • Akrostik Larik: menguraikan huruf-huruf "tema/judul" menjadi larik-larik puisi (setiap larik terdiri lebih dari satu kata, biasanya 2-10 kata). Puisi "Chelsea" pada gambar kover atau puisi "KUCINGKU" berikut ini bisa menjadi contoh.  
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline