Lihat ke Halaman Asli

Dwi Klarasari

TERVERIFIKASI

Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

Resep yang Kucuri dari Ibu

Diperbarui: 22 Desember 2018   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen keluarga

Suatu kali masakanku ludes dinikmati seluruh keluarga. Lalu kudengar adikku memuji, "Masakanmu Ibuk banget!" Aku tersipu bangga bisa memasak seenak masakan ibu.

Senyumku merekah teringat pujian yang sama semasa duduk di kelas dua es-em-pe. Kala itu berhari-hari ibu menginap di rumah sakit usai jalani operasi. Aku berinisiatif gantikan peran ibu di dapur sebelum masuk sekolah siang. Memasak oseng kacang panjang seperti yang biasa dimasak ibu.

Seluruh keluarga keheranan mendapati lezatnya masakanku serupa buatan Ibu. Mereka tak tahu jika resep masakan itu kucuri dari ibu beberapa minggu sebelumnya.

Ketika membantu ibu di dapur berkali-kali aku keluar-masuk kamar. Diam-diam kucatat semua bahan dan bumbu yang disiapkan ibu. Mula-mula seikat kacang panjang dicucinya bersih dan dipotong-potong sepanjang jari manisku. Juga segenggam tauge segar. Semua informasi kucatat rapi pada notesku.

Ibu memintaku mengiris tipis delapan butir bawang merah dan lima butir bawang putih. Juga lima buah cabai merah keriting dan sebutir tomat sebesar bola bekelku. Sementara ibu menyiapkan selembar daun salam serta lengkuas sebesar ibu jarinya. Sebelum hilang dari ingatan, secepat kilat aku berlari ke kamar menuliskan semua itu pada notesku.   

Teliti pula kucatat seberapa banyak ibu menuang minyak untuk menumis segala bumbu. Bagaimana memasukkan potongan-potongan kacang panjang berikut sedikit air. Seberapa banyak ibu menuang kecap, menebar garam dan juga gula putih. Kucatat setiap proses lengkap dengan waktunya.

Selama seminggu aku terus-menerus memasak oseng-oseng kacang. Hingga tak ada lagi kudengar pujian. Kurasa seluruh keluarga merasa bosan dengan masakan yang itu-itu saja . Tapi mau bagaimana lagi tak ada masakan lain yang aku bisa karena baru satu resep itu yang kucuri dari ibu.

Saat ibu kembali ke rumah semua menceritakan kisah memalukan itu. Senyum ibu terbit tanpa mengecilkanku. Bumbu masakan terpenting hanyalah kasih sayang, begitu pesan ibu. Bahkan bila kaucuri resep juru masak terkenal sekali pun, rasanya tak akan lezat bila kaumasak tanpa cinta.   

Barulah kutahu rahasia kelezatan setiap masakan ibu. Ada cinta tulus disertakannya. 

Jadi yang dahulu kucuri bukan semata resep masakan ibu, tetapi resep mencintai keluarga dengan tulus.    

Depok, 22/12/2018

Teruntuk ibuku di surga dan semua ibu di dunia. Selamat Hari Ibu!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline