Lihat ke Halaman Asli

Dustin Dwi N

Mahasiswa Universitas Mercubuana

Determinan Korupsi di Negara Berkembang

Diperbarui: 4 Desember 2022   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KUIS K14.

Judul Jurnal : 

Determinants of Corruption in Developing Countries Ghulam Shabbir, Mumtaz Anwar.

Latar Belakang/Fenomena Penelitian :

Tidak ada satupun wilayah di belahan bumi yang pernah kebal dari korupsi. Korupsi adalah penyakit yang menyebabkan morat-maritnya manajemen dalam suatu negara. Korupsi bukan lagi fenomena yang baru ia lahir bersama institusi-institusi pemerintahan

 Ada 2 dimensi yang membahas korupsi dalam beberapa literatur, yaitu ; korupsi dalam sektor publik dan korupsi dalam sektor swasta. Dalam studi kali ini, isi pada tulisan adalah menganalisis 41 negara berkembang untuk menyelidiki faktor-faktor penentu korupsi yang kemudian terbagi ke Determinan Korupsi (determinan ekonomi dan non ekonomi). Determinan ekonomi meliputi kebebasan ekonomi, globalisasi, tingkat pendidikan, disstribusi pendapatan dan kebebasan pers, demokrasi dan bangsa penduduk yang berafiliasi dengan agama tertentu. 

Penelitian mengenai determinan korupsi memerlukan suatu studi yang komperehensif an melibatkan disiplin ilmu lain tidak terpaku pada ekonomi saja. Temuan empiris dari penelitian ini menunjukan bahwa ; semua determinan ekonomi berhubungan negatif dengan tingkat korupsi. Hal tersebut menunjukan bahwa norma sosial-politik dan agama sangat lemah sehingga tidak dapat mempengaruhi kepesatan fenomena korupsi pada negara tersebut. Dengan begitu, persepsi mengenai kepesatan korupsi tidak dipengaruhi oleh agama. Tulisan ini menyimpulkan bahwa pemerintah harus memfokuskan faktor ekonomi untuk menekan tingkat korupsi.

Novelty Keterbaharuan Penelitian :

tulisan ini menganalisis secara komperatif dari 41 negara berkembang menggunakan data cross sectional. Data mengenai angka korupsi (Corruption Perceived Index) telah disusun Transparency International. Dalam merumuskan CPI, Tranparency International mempertimbangkan politik, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi tingkat korupsi paa suatu negara yang menyebabkan melemahkan kinerja suatu bangsa. 

Survei CPI pada berbagai tahun mengungkapkan bahwa semua posisi terbawah yang terkait pada negara berkembang bahwa hampir semua isu yang beredar menunjukan bahwa banyak negara berkembang kecuali Chile, Jordan dan Mauritius berada pada nilai menengah. Hal ini dikarenakan selama ini negara berkembang memiliki skor paling rendah (paling korup). Angka Corruption Perceived Index digunakan oleh banyak negara sabagai salah satu tolak ukur fenomena korupsi yang terjai pada negara tersebut.

Rumusan Masalah ;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline