Lihat ke Halaman Asli

Rasa Malu Seorang Muslimah

Diperbarui: 20 Agustus 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa Malu seorang Muslimah

[caption caption="rasa malu seorang muslimah, kebaikan seorang muslimah"][/caption]

Saya tergerak menuliskan tentang malu setelah membaca Riyadhus Shalihin, yang tulisan ini saya khususkan untuk para wanita. Bismillah

Parasmu nan cantik bagi setiap yang memandang. Matamu yang elok, indah memancarkan isi hati. Engkau selalu cantik wahai para wanita muslimah. Jangan nodai kecantikanmu dengan kau lupa bahwa malu adalah sebagian dari iman.
Kita hidup dalam area publik. Dimana tingkah laku kita banyak yang melihat dan menilai. Sedikit saja kita melakukan perbuatan tercela, tidak sedikit banyak yang mencibir dan menilai. Kau bisa apa dengan cibiran mereka? Marah? Kesal? Tidak, seharusnya kau tidak begitu.

Seharusnya kau introspeksi diri dengan tingkah lakumu. Ada yang salah dengan perilakumu. Itu seharusnya yang kau coba sadarkan di hati juga pikiranmu. Misal saja, kau dengan mudah bercengkrama dengan para lelaki. Bercanda riang bahkan sambil tertawa lebar terbahak-bahak. Bahkan sampai kontak fisik sebut saja bersenderan di tubuhnya atau bersentuhan tangan.
Kau lupa dengan yang kau kenakan? Iya, jilbab dan pakaian yang menutupi tubuhmu namun akhlakmu tak kau hias dengan baik. Kau memilih pakaian terbaik yang kau kenakan untuk menutupi tubuhmu tapi mengapa tak kau pilih juga akhlak terbaik untuk sikapmu?

Pemandangan yang terkesan biasa itulah yang menghancurkan akhlakmu. Jangan kau ikuti..
Kau pasti sering mendengar seperti ini, “Lah, dia berjilbab tapi kelakuannya seperti itu. Berarti kami bisa juga dong”.

Kau merasa terbebani? Pasti.
Mengapa? Karena kau membawa amanah dengan pakaianmu, dengan jilbabmu. Bahwa kau harus menjadi agen muslimah yang baik.
Bukan salahkan jilbabnya, salahkan dirimu sendiri karena tidak dapat menjaga akhlakmu dengan baik di hadapan oranglain.

Kita, makhluk Allah. Sudah ada aturan-aturan dalam bersikap juga berprilaku. Kau mungkin menyadarinya, namun kesadaranmu tertutupi dengan mengikuti hawa nafsu serta bisikan setan. Apa kau lupa dengan salah satu hadist yang menyebutkan bahwa:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَعَدَ لاِبْنِ آدَمَ بِأَطْرُقِهِ

“Sesungguhnya setan selalu berupaya menggoda anak cucu Adam dengan berbagai macam cara”. (HR. An Nasa’i 3134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)

Jangan suka tertipu dengan perkataan manusia yang terkesan baik namun menyelipkan kesesatan. Perkataan terbaik adalah perkataan Allah. Ikutilah, maka kau tidak akan tersesat.
Sudah jauh kau berjalan, mengapa malu kau tinggalkan?
Saat kau berkata, “Aku malu melakukan hal seperti itu”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline