Lihat ke Halaman Asli

Jembatan Langit

Diperbarui: 2 April 2018   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: blog.duniahalal.com

Nama Dullah terkenal sampai ke negeri Jiran. Di sana banyak orang ribut ngomongin cara-cara berpikir Dullah yang liar gara-gara Dullah memberi seminar di sebuah kampus di negeri itu. Di kantor-kantor, di cafe-cafe bahkan sampai obrolan di kedai kopi, banyak orang berdiskusi soal cara berpikir Dullah yang dianggap aneh tapi nyata. Berita ini sampai ke telinga seorang pengusaha real estate di Johor.

Kebetulan pengusaha tersebut sedang membuat proyek baru, sebuah real estate mewah di kota itu. Kendalanya, lokasi real estate itu ada di sebrang kali yang sangat besar sehingga dibutuhkan biaya yang besar untuk membangun jembatan untuk sampai ke lokasi. Selain itu, dibutuhkan iklan yang gencar agar real estate itu bisa laku.

Dullah diundang oleh Pak Woon salah satu pengusaha real estate terbesar di sana. Dia dipanggil sebagai konsultan. Dullah diminta untuk memberi ide mengatasi persoalan kali besar dan biaya iklan agar tidak terlalu bengkak untuk menjual proyek tersebut.

Rupanya Pak Woon benar-benar pebisnis besar. Setelah mendarat di Kuala Lumpur, Dullah dijemput 2 asisten Pak Woon di Bandara. Dullah agak kaget dengan cara Pak Woon memperkakukan dia sesampainya di Malaysia. Semua fasilitas yang digunakan Dullah dari mulai mobil jemputan, cara pelayanan dan segala hal menyangut kepentingan Dullah benar-benar istimewa.

Dullah menemui Pak Woon di rumahnya. Satu-satunya rumah di tengah-tengah danau dan di tengah 10 tower apartemen yang berdiri sangat megah di kompleks itu.

Pak Woon menyalami dengan ramah sesampainya Dullah di rumahnya.

"Saya mau mengerjakan proyek ini tapi biayanya 10% dari biaya pembangunan jembatan dan iklannya." Pinta Dullah kepada Pak Woon.

"Kenapa begitu mahal?" Tanya Woon kepada Dullah.

"Ini sangat murah Pak Woon. Real estate Anda yang luasnya 100 hektar ini akan laku kurang dari setahun tanpa iklan! Coba Bapak hitung kalau pakai iklan biayanya berapa?" Jawab Dullah menjelaskan.

"Bagaimana caranya menjual tanpa iklan?" Tanya Pak Woon lagi.

"Kita buat MoU dulu, baru saya akan presentasikan konsepnya." Jawab Dullah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline