Lihat ke Halaman Asli

Jangan Lupa Bawah Kita...

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obsesi masa kecil saya adalah melihat surga dengan teropong, Bahkan kadang saya selalu kagum dan bertanya setiap ayah saya menceritakan beberapa hikayat baik dari cerita daerah maupun keagamaan, dan  pikiran saya waktu itu membayangkan surga ada di atas awan dan langit langit bersama bintang bintang, sehingga wajar saya sangat senang suatu ketika Ayah membelikan teleskop binokuler untuk hadiah ulang tahun. Hampir tiap hari hobby memanjat dinding dan menuju atap menjadi sebuah keasyikan tersendiri. Karena sejak kecil memang saya sangat senang sekali dengan nuansa langit...terkadang  saya memanjat atap rumah hanya untuk memandang langit dan tertidur diatasnya, pernah sekali waktu saya terbangun karena hujan turun , pengalaman tak  terlupakan. Kebiasaan untuk menatap bintang dan segala fenomenanya saya rasakan sangat indah, sering membuat saya bercita cita jadi seorang astronot,  dengan harapan bisa menggapai semua rahasia yang pernah saya dapatkan lewat cerita . Pernah suatu saat ketika sibuk menengadahkan pandangan dengan binokuler, saya terpeleset  dan jatuh dari ketinggian 2 meter setengah, dan tak ayal lagi dahi  harus dihiasi 8 jahitan. Ada yang benar benar terngiang dikepala saya pada saat itu ayah berkata:

" Nak, meski kau mengagumi surga yang bergerak diatas, tapi jangan lupa  apa yang terjadi di bawah kaki kamu, berhati hatilah dan bersyukurlah" , sayapun mengangguk dengan khas ketidak mengertian seorang anak, tak disangka kata kata itu kembali teringatkan ketika saya membaca quotes nya Emile chartier "Look to the heavens-but have your feet on the ground", you are so curious as to what is hidden in the heavens, How is it that you cannot manage to see what is here on earth?"

Kemudian saya mencoba mencerna ternyata kutipan itu sangatlah indahnya, Membandingkan sesuatu adalah wajar, dan itu merupakan sifat "kemanusiaan" kita, melihat ke atas bagian dari orientasi hidup. Akan tetapi dengan melihat ke bawah kita akan menjadi peka orientasi, karena dengan melakukan orientasi sekeliling  maka kita menjadi tahu, telah  menjadi apa , dan berperan apa  di alam semesta ini. Dengan begitu kita tidak sampai jatuh terpeleset  karena  selalu melihat ke atas, banyak hal di sekeliling kita yang bisa membantu menyadarkan arti dan peranan kita sampai saat ini.  Pemahaman yang sederhana tapi  cukup dalam. Chungli city




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline