Lihat ke Halaman Asli

dua titikkoma

Budayakan membaca

Salah Kutip Data dan Marah-marah, Cara Prabowo Menanggapi Debat Keempat Pilpres 2019

Diperbarui: 1 April 2019   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Ada banyak kesalahan mengutip data yang disampaikan oleh capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat keempat Pilpres 2019 beberapa waktu lalu. Kesalahan data ini membuat kesimpulan Prabowo atas suatu permasalahan bisa sangat keliru.

Hal ini yang disinggung oleh putri Presiden keempat Abdurahman Wahid, Yenny Wahid. Ia menyebutkan, Prabowo Subianto banyak menyampaikan dan membaca data yang keliru saat debat melawan capres nomor urut 01, Joko Widodo.

Salah satu kesalahan data yang disampaikan Prabowo, menurut Yenny, adalah soal anggaran Indonesia yang lebih kecil dibanding Singapura.

Saat debat, Prabowo mengatakan, anggaran untuk pertahanan dan keamanan di Indonesia hanya 5 persen dari APBN dan 0,8 persen dari GDP. Sementara di Singapura, anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN dan 3 persen dari GDP.

Hal tersebut merupakan sebuah kekeliruan. Karena faktanya, anggaran pertahanan dan keamanan di APBN Indonesia jauh lebih besar dari Singapura, bahkan hampir tiga kali lipat.

Militer Indonesia juga dinilai paling kuat se-Asia Tenggara. Pernyataan itu bersumber dari Golbal Firepower Index, sebuah lembaga yang menghitung kekuatan militer negara.

Dengan begitu, sikap pesimisme Prabowo terhadap keberadaan TNI tersebut sungguh tak berdasar pada bukti di lapangan dan realita yang terus berubah setiap waktu.

Kenyataannya dalam urusan militer, Indonesia di rangking 15 dunia, di ASEAN nomor 1. Militer Indonesia bahkan lebih kuat daripada Australia.

Dunia Pertahanan dan Keamanan merupakan bidang Prabowo, namun justru di bidang tersebut dirinya tak bisa maksimal dalam menyampaikan pendapat dan data yang justru keliru.

Dalam Debat Pilpre ke-4 kemarin, semakin menunjukkan sikap asli Prabowo yang temperamen dalam menghadapi perbedaan pendapat. Suasana debat yang seharusnya ditanggapi dengan tenang dan elegan, justru ditanggapi dengan emosi.

Besar kemungkinan sikap temperamen dan cenderung pemarah dari Prabowo akan terbawa jika nantinya terpilih sebagai Presiden. Inilah yang perlu dikhawatirkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline