Lihat ke Halaman Asli

Dr drHisnindarsyah

Kolonel Laut (K) Dr.dr Hisnindarsyah,S.E.,M.Kes.,M.H adalah Dokter Militer dan pendiri Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku (YBSI) aktif dikegiatan agama, sosial, ekonomi dan budaya. Kegiatannya dituangkan dalam tulisan tulisan di blog ini

Kasih Agape, Salam Kemanusiaan, dan Gus Dur

Diperbarui: 30 Maret 2021   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini ada semacam nostalgia kecil. Di sebuah panti asuhan nasrani sederhana, yang letaknya pun di pinggiran Makam Kristen Kembang Kuning, tepatnya di Jalan Pakis Gunung 1/133B Surabaya. 

Jika tidak survei dulu, mencapai panti asuhan ini tidak mudah, karena harus melalui jalan sempit dan kecil, jika memilih jalan di depan panti. Dan harus melalui akses Jalan Makam Kembang Kuning jika memilih jalan pintas, langsung masuk ke belakang panti. 

Kami memilih jalan tercepat, walau agak ribet, melewati Makam Kembang Kuning, yang kebetulan sedang ada pemakaman. Sehingga memilih lahan parkir pun jadi tidak mudah. 

Bantuan pun tidak bisa dibawa langsung, harus jalan kaki 200 meter. Lumayan, sebagian bantuan yang terdiri 30 kilogram beras, susu, Milo, peralatan belajar, suplemen, dan vitamin. Ada yang dinaikkan gerobak dorong, ada pula yang diangkat. 

Sedangkan aku memilih memikul beras. Hitung-hitung, latihan memanggul tanggung jawab di dunia dan di akhirat. Semoga bisa jadi penghapus dosa, atau setidaknya masih bisa memikul beras untuk bersedekah saja rasanya sudah bersyukur luar biasa. Karena itu berarti aku dan tim relawan YBSI masih sehat. Alhamdulillah. 

Kasih Agape, nama panti asuhan itu. Didirikan tahun 2001 oleh pasangan pendeta dari Ambon, Pendeta Mariana Muskita dan Bapak Yulius Kunjarion. Dipilih nama Kasih Agape karena bermakna Kasih Tuhan Yesus Tanpa Pamrih, yang selalu jadi berkat dan diberkati. 

Penamaan semacam doa dan harap, siapapun yang ada di panti dan memberi perhatian pada panti, akan diberkati. Aku menyebutnya dengan kata berkah atau barokah.

Mengapa kukatakan sebagai nostalgia kecil?

Karena keberadaan panti asuhan ini, yang diinspirasi oleh keberadaan pengungsi dari kerusuhan Ambon. Pada masa itu para pengungsi membawa  keluarganya, yang bisa diselamatkan, ke berbagai kota, salah satunya Surabaya. 

Aku juga pernah mengalami langsung kondisi kerusuhan di Ambon itu, dan bersahabat dengan pendeta Gomez dari Gereja Sahu. Sehingga aku serasa masuk ke putaran waktu, saat mendengar penuturan Lenny dan Jenny, pengurus panti saat ini. 

Di rumah kecil dan sederhana itu, Pendeta Mariana menampung 15 orang anak yatim piatu, yang berdesak-desakan, di satu 2 kamar yang sangat sederhana.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline