Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

2 Pesan Efektif dalam Berkampanye di Medsos

Diperbarui: 15 September 2020   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: Kompas.com

Di tengah situasi pandemi korona, internet menjadi alternatif yang penting untuk beraktivitas. Pelbagai aplikasi di internet memberikan ruang kepada banyak orang untuk masih bisa beraktivitas di tengah situasi pandemi.

Pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan dilangsungkan pada bulan Desember mendatang juga menghadapi tantangan serius karena pandemi korona. Tidak gampang untuk melangsungkan kampanye karena pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah. Maka dari itu, media sosial menjadi pilihan berkampanye politik selama musim pilkada.

Kampanye politik lewat medsos bukanlah sesuatu yang gampang. Harus ada ahli dan tim yang benar-benar membangun cita rasa konten yang bisa menarik perhatian masyarakat.

Beberapa hari terakhir, saya memerhatikan postingan teman-teman di medsos tentang situasi pilkada di salah satu kabupaten kami, di pulau Flores. Tidak mau ketinggalan, para pendukung memanfaatkan jasa medsos.

Akan tetapi, banyak di antaranya hanya memposting para nama kandidat beserta slogan yang melekat pada para calon. Selain itu, ada yang seolah sekadar memindahkan poster dari jalanan ke halaman medsos.

Dengan ini, tidak cukup memposting poster beserta slogan dan program kerja para calon kepala daerah dan wakilnya di medsos. Harus ada isi kampenya yang dikemas baik itu lewat narasi maupun video tertentu. Pasalanya, ada pelbaga tawaran di medsos. Orang membutuhkan tampilan yang khas dan menarik.

Hemat saya, ada 2 isi kampanye di medsos itu yang bisa berdampak efektif dan menarik perhatian para pemilih.

Pertama, Isi kampanye bercerita tentang keseharian dari calon pemimpin.

Bukan rahasian lagi jika masyarakat ingin tahu dari dekat calon pemimpin mereka. Mereka ingin mengenal keseharian hidup dari para calon pemimpin. Pasalnya, para calon pemimpin mereka bukanlah manusia super power yang berasal dari planet luar angkasa.

Sebagaimana masyarakat pada umumnya, para calon pemimpin pasti memiliki keluarga, berinteraksi dengan tetangga di konteks sosial tertentu, dan memiliki aktivitas harian tertentu. Dengan ini, masyarakat juga ingin mengenal keseharian para pemimpin mereka itu.

Misalnya, dalam narasi itu digambarkan seorang calon pemimpin ternyata suka memasak di rumah atau juga menyempatkan diri untuk mencuci pakaian di rumah. Kemudian juga, dia digambarkan sebagai calon pemimpin yang suka mengunjungi tetangga jika ada masalah duka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline