Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Kopi

Berbiji baik, tumbuh baik!

Alimin, Anak Kos yang Jadi Nama Taman Baca Dongeng Kopi

Diperbarui: 24 Juli 2023   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Baca Alimin, Toko Buku Kecil di Sleman Yogyakarta. | dokpri

Taman Baca dan Toko Buku Kecil di Dongeng Kopi, kami semat nama Alimin. Nama dari seorang anak kos gang Peneleh yang gemar membaca, tangkas menulis, bernas mengulas, cakap menganalis. Tokoh dalam novel Pacar Merah Indonesia tulisan Matu Mona ini adalah sekondan dari Paul Musotte, Darsnov, Soe Beng Kiat, Djalumin, Semaunoff yang bersama sama bertualang di luar negri bersama pelarian dengan nama alias yang begitu banyak namun sangat disegani karena sikap dan kecerdasannya.

Saat ngekos ia adalah tetangga kamar Musso, Kartosuwiryo, Semaoen dan Soekarno milik Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

Berbagai lakon ia jalani mulai dari Jurnalis Djawa Moeda, editor Modjopahit. Malang melintang di berbagai organisasi mulai dari Budi Oetomo, Sarekat Islam, Insulinde dalam bagian pergerakan nasional mengusahakan kemerdekaan Indonesia. T

Tidak sama seperti banyak tokoh lain yang berasal dari kalangan berada, Alimin berasal dari kaum kere yang dapat mengenyam bangku pendidikan bagus dan mendapat lingkungan intelektual mendukung saat indekos di Surabaya. Rumah tokoh islam bergelar singa panggung, raja Jawa tanpa mahkota. Keberuntungan yang tidak didapat oleh orang banyak saat itu bisa sekolah tinggi. 

Kabarnya ia disekolahkan GAJ Hazeu Penasehat urusan Pribumi, Kepala Komisi Bacaan Rakyat, seseorang yang berjasa juga atas pendidikan Munawar Musso, dan Prof. Dr. R.M.Ng. Poerbatjaraka. 

Kos Revolusioner. Infografis dari Terakota

Cerita soal bagaimana ia disekolahkan adalah karena Alimin kecil saat itu diberi beberapa keping uang oleh Hazeu, akan tetapi ia malah membagi-bagikan kepada teman-temannya. Hal  ini menarik hati beliau lantas mengangkatnya sebagai anak.

Alimin meninggal pada tahun 1964 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Oleh Sukarno, mentornya dalam berpolitik ini dianugerahi sebagai pahlawan Nasional.

Meski sudah lama wafat, Alimin kami hidupkan kembali sebagai taman baca dan toko buku teman ngopi saat kawan-kawan singgah ke Umbulmartani. Koleksinya tiap bulan selalu bertambah. Sebagian dari berburu di loakan, sebagian beli di toko buku, sisanya adalah sumbangan penerbit, lembaga lembaga & sokongan warga kerep dolan. Para pelanggan DKJ.

Oktober kemarin koleksi yang bertambah secara pesat adalah koleksi buku anak. Manakala keluarga datang, anak anak tetap ambil bagian bisa membaca sejumlah buku yang sebelumnya banyak terdiri bacaan dewasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline