Lihat ke Halaman Asli

Aqil thea

Jurnalis

Hattrick Italia dan Lahirnya Pahlawan dari Kegelapan

Diperbarui: 13 Januari 2020   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah.com

PADA tanggal 11 Juli 1982 adalah hari bersejarah dan berbahagia pada penggila dan fans sepak bola Italia. Betapa tidak, tepat pada tanggal itu, timnas sepak bola Italia mampu menjuarai Piala Dunia untuk yang ketiga kalinya atau hatrick. 

Sebelumnya, negara asal Benito Mussolini ini meraihnya dua kali berturut-turut pada tahun 1934 dan 1938.

Dengan raihan tiga kali juara Piala Dunia tersebut, Italia mampu mensejajarkan diri dengan negara lain yang lebih dahulu mendapatkan tiga kali juara dunia, yaitu Brasil. Timnas Samba meraihnya pada tahun 1958, 1962 dan 1970.

Gli Azzuri (julukan Timnas Italia) mencetak hatrick juara dunia setelah di final mampu menaklukan Der Panzer Jerman dengan skor 3-1.

Sebenarnya kala itu, Italia tidak begitu diunggulkan juara. Pasalnya, pada turnamen akbar empat tahunan tersebut di huni oleh tim-tim yang lebih dipavoritkan. Sebut saja, sang juara bertahan Argentina dan timnas Brasil dengan permainan sepak bola jogo bonitonya.

Namun, rupanya timnas Italia yang dilatih oleh Enzo Bearzot cukup pede dengan pola permainan yang diusungnya, yaitu pertahanan grendel atau lebih dikenal dengan catanaccio.

Perjalanan Gli Azzuri di babak grup sebenarnya tidak berjalan mulus. Malah, Marco Tardelli dan kawan-kawan harus dihadapkan pada pemberitaan media massa tentang isu kasus suap yang terjadi di Liga Seri A kala itu. Dalam hal ini, Timnas Italia hanya bisa bermain seri dari tiga pertandingan petama grup 1.

Baru setelah lolos dari grup 1, Italia yang tergabung di Grup C pada laga putaran kedua tampil seperti kesetanan. Dua pavorit juara dari Amerika latin berhasil ditaklukan. Juara bertahan Argentina dikalahkan dengan skor 2-1, kemudian Brasil dikandaskan dengan skor lebih mencolok, 3-2

Hasil ini menempatkan Timnas Itali keluar sebagai juara grup dan berhak melenggang ke babak semi final untuk berhadapan lawan Timnas Polandia.

Di babak empat besar, anak asuh Enzo Bearzot kembali mampu membuktikan bahwa skema permainan Catanaccio yang diusungnya bisa diandalkan untuk menghancurkan tim lawan. Polandia pun bertekuk lutut dua gol tanpa balas.

Dengan kemenangan ini mengantarkan Italia ke partai puncak dan menantang Timnas Jerman Barat yang sebelumnya mampu mengkandaskan perlawanan Prancis lewat drama adu penalti. Saat itu, Der Panzer dengan skor 5-4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline