Menurut Data WHO (World Health Organization), setiap tahun penderita kanker di dunia terus meningkat, hingga 6,25 juta orang. Jumlah anak yang menderita kanker pun terus bertambah tercatat 110 sampai 130 kasus persejuta anak per tahun. Berdasarkan data dari RS Moh Hoesin pada tahun 2011-2014 ada 215 anak yang terdiagnosis kanker.
Mampir ke Rumah Singgah Yayasan Kanker Anak Sumatra Selatan (YKASS) atas undangan dari Fauzan - mahasiswa Universitas Islam Negri Raden Fatah yang mengabdikan diri jadi volunteer Komunitas Peduli Kanker Anak dan Penyakit Kronis Lainya (KPKAPK) . Bangunan dua lantai di jalan Lebak Rejo-Sekip Palembang belum memasang papan nama. Untung,tetangga kiri kanan lumayan "sadar"akan keberadan rumah singgah ini.
Di ruang duduk yang tak seberapa besar Lilis mengusap-usap sayang Wahyu yang terbaring dikursi tamu. Sesekali, anak lelaki itu tersenyum sendiri dalam tidurnya. Lilis bercerita, awalnya cuma demam biasa, dibawa berobat ke Puskesmas di Kuala Tungkal -- Jambi.
Demam yang tak kunjung sembuh,diikuti pembengkakan gusi. Membuat ia dan suami mulai khawatir,ada apa dengan anak pertama mereka ini. Setelah serangkaian tes akhirnya dokter di RS.Raden Mattaher Jambi merujuk Wahyu ke Palembang untuk pengobatan kanker darah.
Ini kali ke lima, mereka ke Palembang untuk pengobatan. Keberadaan rumah singgah ini, mereka rasakan amat membantu mengurangi beban keuangan. Karena untuk ongkos bis saja mereka perlu menyiapkan uang Rp.500.000; sekali jalan. Pengobatan leukemia dapat memakan waktu bertahun-tahun,mereka harus berhemat dalam pengeluaran.Gedung ini,cukup nyaman,bersih dan layak untuk sekadar bermalam bagi pasien yang datang dari luar kota.Pada hari saya berkunjung ada 6 pasien yang singgah di sana,5 anak dengan leukemia dan satu tumor Retinoblastoma.
Dari laman indonesiabanget.nett volunteer Okta menuliskan sekilas sejarah KPKAPK dan Rumah Singgah Kanker Anak. Dimotori Titin Hartini seorang dosen di UIN Raden Fatah Palembang dan dr.Dian Puspita Sari. Rumah singgah yang bernaung dibawah Yayasan Kanker Anak Sumatra Selatan mulai beroprasi sejak 2016. Sementara belum mendapat kamar di RS M.Hoesin (RSMH) pasien dan keluarga menginap dan makan gratis di rumah singgah.
Setiap hari Sabtu,komunitas KPKAPK mengadakan kunjungan pada pasien kanker anak di RSMH. Mengajak anak-anak bermain atau memberikan bimbingan belajar. Volunteer KPKAPK tidak hanya menjadi motivator bagi pasien dan keluarganya tetapi juga aktif turun ke pusat-pusat keramaian untuk mengalang dana.
Menurut Data WHO (World Health Organization), setiap tahun penderita kanker di dunia terus meningkat, hingga 6,25 juta orang. Jumlah anak yang menderita kanker pun terus bertambah tercatat 110 sampai 130 kasus persejuta anak per tahun. Berdasarkan data dari RS Moh Hoesin pada tahun 2011-2014 ada 215 anak yang terdiagnosis kanker.
Mereka yang dirujuk ke RSMH selain dari dalam provinsi adalah anak-anak dari Bengkulu dan Jambi. Rumah singgah sangat membantu mengurani beban keuangan keluarga pasien yang 75% masuk dalam kategori rawan ekonomi.Semoga ada banyak hati yang tergerak untuk menjadi donatur atau ada komunitas lain yang berniat membangun rumah singgah.****