Mohon tunggu...
Rahma dona
Rahma dona Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

http://donasaurus.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Komunitas Peduli Kanker Anak Di Palembang

15 Maret 2018   11:36 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:46 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Data WHO (World Health Organization), setiap tahun penderita kanker di dunia terus meningkat, hingga 6,25 juta orang.  Jumlah anak yang menderita kanker pun terus bertambah tercatat 110 sampai 130 kasus persejuta anak per tahun. Berdasarkan data dari RS Moh Hoesin pada tahun 2011-2014 ada 215 anak yang terdiagnosis kanker.

Mampir ke Rumah Singgah Yayasan Kanker Anak Sumatra Selatan (YKASS)  atas undangan dari Fauzan - mahasiswa Universitas Islam Negri Raden Fatah yang mengabdikan diri jadi  volunteer Komunitas Peduli Kanker Anak dan Penyakit Kronis Lainya (KPKAPK) . Bangunan dua lantai di jalan Lebak Rejo-Sekip Palembang belum memasang papan nama. Untung,tetangga kiri kanan lumayan "sadar"akan keberadan rumah singgah ini. 

Di ruang duduk yang tak seberapa besar Lilis mengusap-usap sayang Wahyu yang terbaring  dikursi tamu. Sesekali, anak lelaki itu tersenyum sendiri dalam tidurnya.  Lilis bercerita, awalnya cuma demam biasa, dibawa berobat ke Puskesmas  di Kuala Tungkal -- Jambi. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Demam yang tak kunjung sembuh,diikuti pembengkakan gusi. Membuat ia dan suami mulai khawatir,ada apa dengan anak pertama mereka ini. Setelah serangkaian tes  akhirnya  dokter di RS.Raden Mattaher  Jambi  merujuk Wahyu ke Palembang untuk pengobatan kanker darah. 

Ini kali ke lima, mereka ke Palembang untuk pengobatan. Keberadaan rumah singgah ini, mereka rasakan amat membantu mengurangi beban keuangan. Karena untuk ongkos bis saja mereka perlu menyiapkan uang Rp.500.000; sekali jalan. Pengobatan leukemia dapat memakan waktu bertahun-tahun,mereka harus berhemat dalam pengeluaran.Gedung ini,cukup  nyaman,bersih dan layak untuk sekadar bermalam bagi pasien yang datang dari luar kota.Pada hari saya berkunjung ada 6 pasien yang singgah di sana,5 anak dengan leukemia dan satu tumor Retinoblastoma.

Dari laman indonesiabanget.nett  volunteer  Okta menuliskan sekilas sejarah KPKAPK dan Rumah Singgah Kanker Anak.  Dimotori Titin Hartini seorang dosen di UIN Raden Fatah Palembang dan dr.Dian Puspita Sari. Rumah singgah yang bernaung dibawah Yayasan Kanker Anak Sumatra Selatan mulai beroprasi  sejak 2016.  Sementara belum mendapat kamar di  RS M.Hoesin  (RSMH) pasien dan keluarga menginap dan makan gratis di rumah singgah.

volunteer-komunitas-peduli-kanker-anak-5aa9f887dcad5b1f19398db3.jpg
volunteer-komunitas-peduli-kanker-anak-5aa9f887dcad5b1f19398db3.jpg
Setiap hari Sabtu,komunitas KPKAPK  mengadakan kunjungan pada pasien kanker anak di RSMH. Mengajak anak-anak bermain atau memberikan bimbingan belajar. Volunteer  KPKAPK tidak hanya menjadi motivator bagi pasien dan keluarganya tetapi juga aktif turun ke pusat-pusat keramaian untuk mengalang dana.

Menurut Data WHO (World Health Organization), setiap tahun penderita kanker di dunia terus meningkat, hingga 6,25 juta orang.  Jumlah anak yang menderita kanker pun terus bertambah tercatat 110 sampai 130 kasus persejuta anak per tahun. Berdasarkan data dari RS Moh Hoesin pada tahun 2011-2014 ada 215 anak yang terdiagnosis kanker. 

Mereka yang dirujuk ke RSMH selain dari  dalam provinsi adalah anak-anak dari Bengkulu dan Jambi. Rumah singgah sangat membantu mengurani beban keuangan keluarga pasien yang 75% masuk dalam kategori rawan ekonomi.Semoga ada banyak hati yang tergerak untuk menjadi donatur atau ada komunitas lain yang berniat membangun rumah singgah.****

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun