Lihat ke Halaman Asli

Don Zakiyamani

Penikmat Kopi Senja

Tradisi Intelektual

Diperbarui: 25 September 2017   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dok pribadi, lokasi dibawah jembatan lamnyong, Banda Aceh

Ilmiah selalui dimulai dengan sikap skeptis akan sebuah teori, pernyataan, maupun sebuah berita. Perkembangan tekhnologi telah memanjakan kita sebagai user. Setiap hari beranda sosmed kita dipenuhi berita-berita, beragam jenis berita yang dihadirkan dan kita patut bersyukur.

Sayangnya, rasa syukur hanya dipahami dengan menerima begitu saja semua berita tanpa memvalidasinya. Padahal validitas merupakan syarat bagi ilmiahnya sebuah data yang disampaikan. Hal itu bermula dari tidak skeptisnya kita akan berita tersebut. Akibatnya, berita hoax dan benar tidak lagi menjadi pertimbangan, semua kita konsumsi seolah bergizi bagi kognitif kita.

Masyarakat ilmiah memiliki tradisi intelektual, selain diskusi dan literasi, memvalidasi data dan fakta harusnya diikutkan. 'Penyakit' asal konsumsi informasi ternyata bukan hanya dikalangan awam, kalangan akademisi dengan gelar akademikpun demikian. Sejatinya mereka menjadi pencerah akan tetapi malah menjadi pendukung kebodohan dan pembodohan.

Era digital malah ingin membunuh 'ayah kandung' mereka sendiri. Peradaban hari ini merupakan hasil sains, inklud didalamnya sosial media dan media massa yang menghasilkan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Tapi, anak-anak dari sains malah berencana membunuh sains dengan menghilangkan tradisi intelektual. Pembunuhan yang sadis, pembodohan masih berlangsung.

Berbagai berita dikonsumsi tanpa sikap ilmiah yang diajarkan sains. Akibatnya, selain mudah dihasut, kita mudah mengklaim kebenaran tanpa data dan fakta. Kita jadi bangsa yang senang mencaci, memaki, kita mudah tersinggung dan disaat yang sama senang menghina. Sudah saatnya kita kembali ke khittah kita, masyarakat ilmiah, sebuah masyarakat yang akan skeptis akan sesuatu sampai dilakukan penelitian akan sesuatu tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline