Lihat ke Halaman Asli

MOH. RIDHO ILAHI ROBBI

Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

Untukmu Edelweissku

Diperbarui: 6 November 2023   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan kekasihku namanya Aisyah, waktu itu aku pertamakali bertemu dengannya  saat baru mengenakan seragam putih abu-abu. Merasa telah menjadi seorang remaja, masa SMA yang kata orang adalah masa-masa yang indah. memang terkesan sangat menyenangkan bagiku saat itu. Ya, biasalah anak yang baru menginjak bangku SMA.

Awal pertamakali bertemu dengan Aisyah, tak perlu aku bercerita bagaimana pertamakali kami mengikat janji. karena hal itu sangat indah, dan aku kehabisan kata-kata untuk menuliskannya.

Aisyah adalah kekasih yang sangat  istimewa bagiku, dia adalah gadis organisatoris, dia selalu aktif di berbagai kegiatan Ekstra Kurikuller di sekolah. Dia suka menulis puisi di buku catatannya yang selalu dia bawa dan selalu marah jika aku memaksa untuk membacanya, syairnya membuatku tenggelam dalam bait kata-katanya.

"Hasrat dihati ingin selalu ada bersamamu, Karena dalam lubuk hatiku telah tertulis prasasti bertuliskan namamu dan namaku"

Saat SMA  aku selalu membelikan Aisyah Bunga, Warnanya pun aku sesuaikan dengan warna kesukaannya yaitu merah maroon. Aku suka bunga itu, harumnya wangi dan memekar sangat indah, sama seperti Aisyah yang selalu menjadi alasanku menjalani hidup dengan bergairah. Namun, seperti kata orang, sebaik apapun kita menjaga suatu hubungan pasti akan selalu ada ujian, entah itu sebuah pertengkaran ataupun yang lebih parah yaitu sebuah perpisahan. Semuanya mengalami perubahan, seperti saat ini, ada sesuatu yang berbeda dari Aisyah. Dia selalu menghindar dariku. Alasannya pun berbeda-beda. yang aku tahu dia sekarang tidak begitu aktif di organisasi kampus berbeda halnya ketika SMA dulu. Juga mahasiswa Fakultas Psikologi tidak terlalu sibuk kurasa. Dulu di masa SMA Aisyah selalu ada untukku.

"Kamu Sakit, Ai?" tanyaku saat menghampirinya di perpustakaan. Kupandangi tubuh Aisyah yang semakin kurus dan pucat.

"Tidak Bi, aku kurang istirahat akhir-akhir ini"

" Karena kamu mahasiswa fakultas Psikologi apa yang membuatmu sibuk?" tanyaku agak ketus.

Aisyah tidak menjawab pertanyaanku aku yakin ada yang dia sembunyikan dariku. Sejak kami lulus SMA, kami memang memilih kuliah dikammpus yang sama. Aisyah masuk fakultas psikologi, aku memilih masuk  Fakultas Bahasa Inggris.

Aku merasa asing dengan diri Aisyah. Dia berbeda dengan Aisyah dimasa SMA dulu. Aisyah tidak lagi mengajakku menemaninya membaca buku di sebuah Coffe shop di dekat taman kota. Aku selalu merindukan tulisan puisinya yang aku baca diam-diam karena dia tulis dalam catatan buku yang dia sembunyikan dariku. Dalam keadan seperti ini hatiku berkeping-keping. seolah buntu dan tidak dapat membaca diri Aisyah.

Inikah Cinta? mengapa begitu menyakitkan? bukankah cinta menjanjikan kebahagiaan dan kasih sayang? inikah cemburu? bukankah cinta harus saling percaya? mengapa harus selingkuh? bukankah cinta butuh kesetiaan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline