Lihat ke Halaman Asli

Doddy Salman

pembaca yang masih belajar menulis

Misteri Pencopotan Yuri

Diperbarui: 24 Oktober 2020   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnnindonesia.com

Nama Achmad Yurianto dikenal sebagai juru bicara Satuan Tugas Covid-19. Wajahnya akrab karena setiap sore ia menjelaskan data terkini penanganan pemerintah tentang penyakit yang disebabkan virus korona. 

Sejak 22 Juli ia tak muncul lagi. Posisinya diganti Wiku Adisasmito. Liputan6.com menulis, "140 hari Achmad Yurianto jadi jubir Covid-19: Rahasia Batik dan ketenangan di depan layar". Setiap kali muncul di layar kaca Yurianto kerap berbusana batik dan tampil tenang menjelaskan situasi terkini Covid-19.

Jelang akhir Oktober 2020 ia menjadi berita lagi. Tribunnews.com menulis dengan judul "Belum genap setahun jabatan Dirjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto diberhentikan. Dirjen P2P adalah Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan. 

Okezone.com menulis judul "Menkes copot Achmad Yurianto sebagai Dirjen P2P". Bisnis.com lain lagi. Judul di websitenya "Achmad Yurianto dicopot dadakan dari Dirjen P2P Kemenkes. Ada apa?". Situs Tempo.co menulis "Dicopot Terawan dari posisi Dirjen, Achmad Yurianto kini staf ahli menteri".

Kata "dicopot", "diberhentikan", "dimutasi" memiliki satu arti yang sama yaitu dibuat tidak menduduki jabatan/posisi tertentu. Dalam birokrasi sebetulnya secara normative penggantian posisi pejabat birokrasi adalah hal yang biasa. Wajar. Namun ketika penggantian jabatan terkesan mendadak (tanpa ada tanda-tanda sebelumnya) patut menjadi pertanyaan.posisinya berganti menjadi misteri. Suatu rahasia yang menarik untuk diungkap.

Sebelum pencopotan terjadi Achmad Yurianto melalui situs youtube Kementerian Kesehatan melakukan press briefing Update Kesiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia. Ia hadir bersama wakil direktur LPPOM MUI Muti Arintawati. Peristiwa ini tertanggal 19 Oktober 2020 pukul 10.00 wib. Di acara berdurasi hampir 90 menit tersebut Yri sebagai  bagian pemerintah khususnya kementerian kesehatan mencoba menjelaskan kesiapan vaksinasi dan sertifikasi vaksin covid-19.

Berikut pernyataan Achmad Yurianto yang saya transkrip dan dicetak miring:

"Seperti kita ketahui bersama bahwa perjalanan pandemic covid-19 ini saat ini Alhamdulillah sudah menuju ketahapan untuk proses vaksinasi. Setelah beberapa lama atau tepatnya sejak Desember kita mengawali dengan mengetahui penyebabnya apa, kemudian mempelajari dengan detail tentang virusnya itu sendiri, tentang bagaimana penularannya, tentang bagaimana merumuskan obatnya, maka pada tahapan sekarang sudah mulai ada kejelasan tentang vaksinasinya."

Sampai di sini sepertinya tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Proses penanggapan terhadap hadirnya vaksin sudah lama diketahui. Proses pencarian vaksin memang dilakukan seluruh dunia.

"Kita harus memahami vaksinasi ini bukan lini pertama dalam penanggulangan penyakit pandemi covid-19 ini. Karena vaksinasi kita sangat berharap memberikan perlindungan terhadap jatuh sakit terhadap kondisi kemudian menjadi sakit. Tetapi tidak melindungi paparan. Tidak melindungi terkena virusnya."

Pernyataan ini menjadi penting karena sebelumnya terkesan vaksinasi menjadi sapu jagat solusi pengehentian penyebaran covid-19. Bayangan menjadikan vaksinasi menjadi juru selamat umat manusia musnah. Vaksinasi tidak melindungi paparan virus. Artinya mereka yang sudah divaksin tetap punya kemungkinan untuk terkena penyakit covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline