Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Virus Mutasi, Siapa Takut?

Diperbarui: 4 Januari 2021   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Mutasi (Sumber: kompas.com)

Akhir tahun lalu dunia kembali dihebohkan oleh mutasi virus yang konon katanya lebih ganas dari virus aslinya.. Kepanikan kembali melanda dunia yang sedang dirundung malang akibat semakin tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa terlihat tanda-tanda akan berakhir. Bandara ditutup, orang asing dilarang masuk, PSBB diperpanjang terus hingga hari kiamat. Seolah tak ada jalan keluar selain hanya menyalahkan orang yang dianggap membawa dan menyebarkan virus.

Sebelum kita semakin takut karena virus mutasi, ada baiknya buka kembali buku pelajaran biologi dasar deh. Virus, sama seperti makhluk lainnya, akan selalu bermutasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya agar dapat tetap bertahan hidup. Jadi mutasi adalah hal yang bersifat alamiah, bukan sesuatu yang harus ditakuti. Mutasi bisa terjadi karena adanya gangguan pada ekosistem sehingga makhluk yang ada dalam ekosistem tersebut perlu menyesuaikan diri atau beradaptasi agar tetap dapat bertahan.

Lalu apakah otomatis mutasi dapat membuat virus menjadi ganas? Baca baik-baik beritanya ferguso, jangan cuma baca judulnya saja. Virus mutasi yang konon katanya sepuluh kali lipat lebih infeksius baru dalam taraf uji coba laboratorium. Perlu penelitian lebih lanjut dan akan sangat sulit untuk membuktikan tingkat infeksiusnya karena harus di-tracing dulu darimana asal penularannya, lalu kemana saja penularan itu terjadi. Tidak semudah itu melacak larinya virus dari satu orang ke orang lain. Lagipula tingkat keperahannya juga ternyata tidak jauh berbeda dengan virus sebelumnya.

Pelajaran berikutnya yang perlu dipahami adalah bahwa virus dan makhluk asing atau jasad renik lainnya akan selalu dilawan oleh sistem kekebalan tubuh atau imunitas bila masuk ke dalam tubuh. Jadi yang perlu diperkuat untuk membentengi diri dari serangan virus atau makhluk asing lainnya adalah antibodi untuk menaikkan imunitas tubuh. Lalu bagaimana caranya menngkatkan antibodi?

Pertama, tentu asupan gizi dari makanan yang mengandung berbagai macam vitamin. Upayakan makanan dengan sedikit olahan agar vitamin yang terkandung di dalamnya tidak cepat rusak oleh masakan. Gado-gado merupakan salah satu contoh makanan yang bervitamin lengkap, vitamin A ada pada bayam, vitamin B kompleks ada pada kacang dan kedelai yang terdapat pada tahu, vitamin C ada di cabai, vitamin D ada di telor, vitamin E ada di brokoli dan tauge. 

Kedua, istirahat cukup, dan ketika deman harus benar-benar bedrest alias istirahat total agar proses pengenalan virus pertama kali berjalan lancar. Respon tubuh hingga membentuk antibodi untuk virus baru memang cukup lama, sekitar 3-7 hari sehingga pada saat-saat tersebut diperlukan istirahat total atau isolasi mandiri agar tidak terjadi jejas (luka) vaskuler karena saat jaringan melunak tekanan darah menjadi rendah untuk menghindari luka di dalam jaringan atau sel. Namun apabila sudah pernah terpapar virus tersebut akan terekam dalam sel memori, dan apabila terinfeksi lagi lebih cepat masa pemulihannya, cukup 1-2 hari bedrest saja.

Banyak kasus gejala berat bahkan hingga kematian karena meremehkan demam yang awalnya ringan ini. Mereka masih tetap bekerja atau beraktivitas saat demam mulai melanda, padahal saat itu sedang dalam proses 'peperangan' antara virus dengan antibodi yang baru akan dibentuk setelah virus tersebut dikenal sel memori. Oleh karena itu jangan pernah meremehkan tubuh yang sedang demam walau ringan sekalipun. Segera bedrest bila demam mulai terasa di sekujur tubuh, jangan sampai terlambat.

Ketiga, hati yang riang gembira dapat menaikkan imun tubuh. Tontonlah hiburan dan bacalah informasi yang menyenangkan, yang membangun optimisme masa depan yang cerah untuk menaikkan imunitas. Tetap beraktivitas dan berkreasi seperti biasa dengan mengikuti protokol kesehatan. Ikuti orang-orang yang membawa pencerahan di media sosial, yang menyebar informasi untuk penyembuhan penyakit. Toh tingkat kesembuhan penyakit ini tinggi, tapi anehnya jarang sekali orang atau media yang menginformasikan hal tersebut.

Keempat, Buang jauh-jauh televisi atau situs internet yang selalu meneror Anda dengan berita virus mutasi yang menakutkan. Hindari membaca berita-berita dan informasi yang menakutkan. Jangan mengurung diri di rumah saja karena ketakutan yang berlebihan, malah justru orang yang jarang bergerak cenderung rentan terhadap penyakit karena tubuh tidak dilatih untuk beradaptasi dengan dunia luar termasuk dengan virus berikut mutasinya. Jauhi mereka yang selalu menakut-nakuti Anda dengan berbagai narasi horor seolah dunia mau kiamat esok hari.

Kelima, jagalah kebersihan diri pribadi dan lingkungan sekitar Anda. Ikuti protokol kesehatan di masa pandemi ini. Namun jangan terlalu paranoid juga semisal sedikit-sedikit cuci tangan, terlalu sering ganti baju, dan sebagainya. Dalam tubuh kita banyak terdapat bakteri dan virus lainnya yang tidak bersifat patogen tapi justru sebaliknya, semisal bakteri pencerna makanan yang ada di ujung jari. Mencuci berkali-kali tidak serta merta menghilangkan bakteri atau virus yang menempel, tapi justru malah memicu gejala gangguan kecemasan obsesif-kompulsif akibat ketakutan yang berlebihan terhadap virus.

Pesan seorang dokter, jika kita mampu menjaga sistem pertahanan tubuh dengan gizi cukup, aktivitas fisik cukup, tidur cukup, tidak perlu takut dengan virus ini dan berbagai varian mutasinya. Ingatlah motto jaman dulu: di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kita tidak dapat mengubah arah angin badai pandemi ini, tetapi kita dapat mengarahkan layar kapal untuk melintasi badai dan sampai ke tujuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline