Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Jembatan BJ Habibie, Tanda Terima Kasih Rakyat Timor Leste

Diperbarui: 12 September 2019   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Presidente BJ Habibie di Timor Leste (Sumber: Twitter/KemenPU)

Bagi rakyat Timor Leste, presiden BJ Habibie menjadi salah satu tokoh yang patut untuk dikenang. Keberanian beliau memutuskan referendum yang menentukan nasib Timor Timur merupakan hal yang takkan pernah terlupakan dan tercatat dalam tinta emas sejarah negeri bernama Timor Leste.

Sebagaimana dikutip dari laman kompas.com, pemerintah Timor Leste meresmikan sebuah jembatan di desa Bidau Sant'ana, Dili, yang diberi nama BJ Habibie sebagai bentuk penghormatan terhadap beliau. 

Jembatan tersebut diresmikan bertepatan dengan ulang tahun referendum ke-20 tanggal 29 Agustus 2019. Menteri PUPR turut hadir dalam peresmian yang dilakukan oleh Menteri PU Timor Leste dan dihadiri juga oleh mantan presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.

Panjang jembatan tersebut sekitar 540 meter dengan lebar 8 meter dua jalur menghabiskan anggaran sekitar 3,9 juta Dollar AS. 

Menjadi sebuah kehormatan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan presiden BJ Habibie seiring dengan peresmian jembatan tersebut, tukas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya mewakili pemerintah RI.

* * * *

Mengambil keputusan untuk menyelengarakan referendum 20 tahun lalu memang bukan hal yang mudah. Di satu sisi sudah banyak anggaran yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk membangun Timtim dengan komposisi 93% APBN dan hanya 7% berasal dari APBD. 

Namun di sisi lain tekanan internasional semakin menguat pasca krisis moneter yang nyaris melumpuhkan perekonomian Indonesia dan berhasil menumbangkan rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Pak Harto.

Indonesia yang sedang memerlukan dukungan internasional terpaksa harus mengalah untuk tetap mengadakan referendum. 

Tepat pada tanggal 29 Agustus 1999, referendum dilaksanakan di bawah pengawasan PBB. Hasilnya 78,5% memilih untuk merdeka berbanding 21,5% yang tetap menginginkan bergabung dengan Indonesia.

Pembangunan infrastruktur yang masif di Timtim ternyata tidak menyentuh hati sebagian besar rakyat Timtim. Pendekatan militer untuk mengatasi pemberontakan yang kerap kali terjadi membuat rakyat Timtim hidup dalam ketakutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline