Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Medsos Diblokir Sementara, Saatnya Bersihkan Hati dan Pikiran

Diperbarui: 23 Mei 2019   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medsos Dirantai di Bulan Puasa (Sumber: independent.co.uk)

Ketika Medsos menjadi setan, saatnya dirantai dulu di bulan Ramadhan

Siang tadi saya sempat panik karena tidak bisa mendownload tiket pesawat di WA, padahal besok harus berangkat ke luar kota. Sejenak saya alihkan perhatian untuk update informasi terkini mengenai aksi demo 22 Mei, dan muncullah berita kalau medsos diblokir sementara alias dibatasi penggunaannya (1). Akhirnya saya telpon staf untuk mengirimkan tiket via email dan cetak tiket untuk jaga-jaga bila internet benar-benar down.

Setali tiga uang dengan FB. saya yang lagi iseng menggoda bos Madhyang terpaksa gigit jari dan baru dibalas tiga jam kemudian. Ternyata FB juga sempat diblokir sejenak, lalu dibatasi juga penggunaannya. Sekarang agak lambat menerima respon baik WA maupun FB. Twitter apalagi, sudah beberapa jam tidak ada notifikasi apapun.

Mirip seperti di Tiongkok, semua akses medsos terutama bikinan orang luar seperti FB, WA diblokir dan hanya bisa diakses melalui VPN. Selain untuk membatasi informasi terutama yang sumbernya tidak jelas, juga untuk memajukan aplikasi lokal seperti Wechat dan Waygo agar bisa bersaing dengan aplikasi luar. Bicara informasi, Tiongkok memang dikenal ketat dalam menyensor berita-berita yang cenderung merugikan negerinya.

Lalu, apakah kita akan kembali menjadi negara otoriter? Kebebasan dikekang, ruang gerak dibatasi, berita dan informasi di sensor ketat. Bisa jadi demikian, namun kalau kita boleh merenung sejenak, semua memang salah kita sendiri. 

"Mumpung di bulan Ramadhan dan medsos sedang diblokir sementara, marilah kita bersihkan hati dan pikiran dari perasaan benci, dengki, marah kepada siapapun."

Mengapa kita membiarkan konten-konten sampah, hoaks, bahkan provokatif merajai linimasa medsos tanpa filter. Bad news is good news, itulah adagium yang selalu dipegang oleh orang-orang yang menghidupi dirinya dari media.

Mereka yang menyebar bad news tertawa lebar sambil menikmati hasil jerih payahnya, sementara kita pemakan bad news terkena getahnya. Sudah mengeluarkan uang buat sedot data, kita ikutan berantem pula gara-gara info sesat dan menyesatkan. 

Teman dan saudara dimusuhi hanya gara-gara berbeda aliran akibat termakan berita sampah. Persatuanpun menjadi goyah akibat informasi sampah yang merajalela.

Mumpung di bulan Ramadhan dan medsos sedang diblokir sementara, marilah kita bersihkan hati dan pikiran dari perasaan benci, dengki, marah kepada siapapun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline