Lihat ke Halaman Asli

Bolehkah Anak Laki-laki Bermain Boneka?

Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.smartmama.com .jpg

Sebagian orang sudah mengetahui apa yang di maksud dengan gender, dalam artian gender adalah suatu perbedaan sosial antara perempuan dan laki-laki. 

Gender tidak hanya melulu tentang perempuan itu seperti apa dan laki-laki itu seperti apa secara hakiki tetapi, gender juga dapat menentukan peran, kekuasaan, dan karakteristik yang terikat antara perempuan dan laki-laki sebagai dorongan untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan situasi saat itu.

Seperti contoh, disebuah desa terpencil terdapat penduduk yang jumlahnya sedikit kemudian, ada seorang wanita yang meminta tolong untuk membuatkan sebuah kotak dari kayu, karena didesa tidak ada yang bisa membantu membuatkannya maka wanita tersebut memberanikan diri untuk membuat sendiri. Tetapi beberapa tetangganya malah mengolok "wanita kok mainnya seperti itu, wanita itu bisanya masak".

Contoh pengggalan cerita di atas jelas menggambarkan apa itu gender dan menandakan bahwa meskipun wanita jika kebutahannya belum terpenuhi apasalahnya mencoba pekerjaan yang dilakukan laki-laki, begitupun sebaliknya. 

Tidak ada salahnya laki-laki yang pandai memasak seperti D.O member EXO yang secara mental dan fisik adalah laki-laki sejati tetapi dia pandai memasak (betapa sempurnanya cowo itu).

Pengenalan identitas gender dilakukan sejak saat usia dini, untuk membangun perkembangan dalam pengenalan gender juga membutuhkan waktu yang banyak dan kesabaran. Dalam hal ini, Peran orang tua sangatlah penting. Mengapa demikian?

Peran orang tua sangat penting, dilihat dari beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan gender,

  • Pengaruh biologis, pengaruh biologis yang dicapai melalui faktor-faktor biologis dari keturunan.
  • pengaruh sosial yang dicapai melalui faktor-faktor yang muncul dari interaksi antara seorang anak terhadap lingkungnnya, baik dalam keluarga, budaya, masyarakat, media maupun sekolah.
  • pengaruh kognitif setelah diketahui bahwa pembagian gender terjadi pada anak berpikir bahwa laki-laki atau perempuan, setelah mereka menyadari secara konsisten menyadari bahwa dirinya laki-laki atau perempuan dengan memilih aktivitas, objek, dan sikap yang konsisten dengan label ini.

Dari 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan gender ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari lingkungan keluarga adalah pengaruh pertama bagi anak usia dini maka, anak wajid dikenalkan gender melalui keluarga terutama ayah dan ibu. Lingkungan keluarga merupakan lingkup yang kecil terdekat dan sangat komunikatif, maka didikan orang tua adalah hal pertama yang anak usia dini itu lihat dan contoh. Termasuk dalam pengenalan perkembangan identitas gender.

Pada usia 1-3 tahun anak usia dini mulai bisa mengerti sebuah perkataan dan perintah dari orang terdekatnya terutama dari orang tuanya, untuk itu perlu mengajarkan dasarnya. Dasar tersebut meliputi permpuan itu seperti apa laki-laki itu seperti apa dalam hal berpakaian, berpenampilan, hingga cara bahasanya. Pada usia ini anak belajar sosial gender dasar, anak-anak akan melabeli dan berpikir dia laki-laki, dia perempuan.

https://st3.depositphotos.com/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline