Lihat ke Halaman Asli

Ketimpangan Gender Berdampak pada Ekonomi Perempuan

Diperbarui: 4 Oktober 2018   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tak lepas dari bersosialisi dengan masyarakat lainnya, mulai dari bekerja, bertetangga, berteman,dll. Hidup berosialisai juga membuka akan pengetahuan yang baru, yang ternyata masih banyak pemikiran dari masyarakat mengenai ketimpangan gender pada perempuan. Banyak masyarakat terutama generasi lama atau masyarakat yang umurnya diatas 50-an, mereka masih beranggapan perempuan tidak sebanding dengan laki-laki. Yaitu dengan beranggapan jangan terlalu lama dalam hal pendidikan, berkarir karna nantinya akan berakhir didapur rumah tangga.

Dalam hal kerja masih banyak persoalan ketimpangan gender, perempuan tidak bisa diposisikan sebagai pencari nafkah utama seperti laki-laki, yang dampaknya yaitu pada kesempatan lebih luas terhadap kepepimpinan dan upah kerja. Padahal dengan adanya perusahaan yang berdominan perempuan, akan membawakan laba yang cukup besar dibandingkan dengan yang lebih dominan laki-laki. 

"Dengan data MSCI World Index 2016 meunjukkan perusahaan dengan kepemimpinan perempuan yang dominan, memperoleh laba bersih (return on equaty) 10,1 persen stiap tahun. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tanpa kepemimpinan perempuan yang laba bersihnya berkisar 7,4 persen."  https://tir.to/n/cBmM Maka dari itu penting untuk memiliki pemahaman soal kesetaraan gender agar dapat mengenali ketimpangan gender yang ada dimasa sekarang ini.

Walaupun beberapa orang masih mempunyai pemikiran yang terdahulu mengenai gender, tetapi dimasa sekarang generasi milenial sudah tak lagi memandang gender sebagai sesuatu yang berat sebelah. 

Dalam karirpun gender bukan lagi sebagai penghalang seseorang untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Berkarir dapat mempunyai efek yang berlanjut yaitu menunda pernikahan, yang seharusnya dimana usia matang untuk menikah menjadi terhambat karena ingin berkarir lebih lanjut. Selain itu gaji juga sebagai permasalahan ketimpangan gender dimana gaji laki-laki lebih besar daripada perempuan yang mana dalam segi pekerjaan yang sama.

Untuk mengatasi permasalahan ketimpangan gender ini, perempuan milenial Indonesia mempunyai andil yang besar untuk mengatasi permasalahan ketidakadilan gender, dengan bermodal pendidikan dan pengalaman. https://tir.to/n/cnb5

Perlu adanya partisipasi aktif mayarakat dalam mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan perlu adanya lapangan kerja yang tidak mempermasalahkan gender, dengan gaji yang adil atau sama antara laki-laki dan perempuan. https://tir.to/n/cwA1




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline