Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Daring Membuat Anak Stress?

Diperbarui: 18 Desember 2020   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.freepik.com

Halo Milenials!

Sudah sekitar 9 bulan pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut pembelajaran daring dilakukan. Pembelajaran daring ini bisa dibilang suatu hal yang baru bagi siswa dan siswi di Indonesia. Walau mungkin ada beberapa sekolah atau perkuliahan yang sudah menggunakannya, tapi tetap saja untuk kebanyakan pelajar masih harus beradaptasi dengan cara belajar satu ini.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) dengan memberikan survei terhadap siswa-siswi dikalangan remaja tentang perasaan mereka mengenai pembelajaran daring. Hasil survei menunjukan bahwa 23% remaja mengalami keluhan stress. Tidak hanya stress yang dirasakan, namun diikuti dengan kecemasan dan mood yang sering berubah.

Apa penyebab stress di kalangan pelajar?

1. Banyaknya tugas yang diberikan

Walau pembelajaran dilakukan hanya di rumah, tapi pasti akan ada kegiatan yang diberikan guru untuk dilakukan. Karena guru harus memastikan siswa mendapat ilmu dan pemahaman yang sama walau hanya di rumah. Belum lagi jika tugas yang diberikan sangat sulit atau tidak dimengerti oleh anak. Dengan begitu, anak akan merasa terbebani dan selalu terpikirkan dengan tugas yang belum dikerjakan.

2. Terlalu lama melihat layar laptop/handphone

Terlalu menatap layar juga mempengaruhi penglihatan anak. Mereka akan cepat merasa lelah karena terus menatap layar pintar yang ukurannya cukup kecil. Lelah yang mereka rasakan akan mengirim sinyal kepada otak dan membuat anak menjadi tidak semangat. Anak perlu bergerak dan melihat sekitar rumah untuk menenangkan mata dan pikiran.

3. Tekanan dalam rumah

Hal ini suka tidak terlihat bagi orang tua di rumah. Seringkali, anak akan disuruh melakukan sesuatu seperti membantu membereskan rumah karena merasa anaknya sudah pulang dari sekolah daring. Namun, perlu diketahui bahwa setelah pembelajaran selesai, anak membutuhkan waktu untuk beristirahat. Jika kelas baru selesai dan orang tua sudah memanggilnya untuk melakukan sesuai, mood anak pun akan berubah dan merasa selalu disuruh-suruh.

4. Waktu tidur yang kurang

Tidak bisa dipungkiri, tugas sekolah dapat membuat anak menjadi tidur sangat malam. Kurangnya waktu tidur dapat mempengaruhi psikis anak. Biasanya anak lebih mudah marah atau bahkan tidak semangat dalam belajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline