Lihat ke Halaman Asli

Dini Nuris

penulis, blogger, dan guru

Sariawan Datang, Ceria Menghilang

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boro-boro mau ceria, dibuat ngomong aja susah. Senyum juga ‘nggak selera’, yang ada malah meringis kesakitan. Yah begitu deh kira-kira yang dirasakan oleh orang yang sedang sariawan. Bicara nggak enak, apalagi buat makan malah nggak enak. Posisi makanan harus diatur sedemikian rupa agar tidak menyentuh daerah yang sedang sariawan tadi. Kesulitan ini akan semakin bertambah bila orang tersebut bekerja di bagian yang membutuhkan banyak komunikasi secara langsung dengan orang lain, misalnya guru, motivator, public relation, marketing, dan semacamnya.

Gangguan ini bisa muncul pada dasar gusi, mukosa bibir, pipi, lidah, dan langit-langit lunak. Penyebab sariawan bermacam-macam, bisa karena kurang vitamin C, zat besi, folat, atau komponen vitamin B lain, stres, keturunan, kesalahan dalam menyikat gigi, rambut sikat gigi yang terlalu kasar, kurang menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi, gigi berlubang, karang gigi, pemakaian gigi palsu, alergi, perubahan hormonal saat menstruasi, tergigit saat makan, infeksi, makanan yang terlalu panas, dan lain-lain. Jamur Candida albicans dan virus herpes simpleks juga tercatat sebagai penyebab sariawan.

Sehubungan dengan banyaknya penyebabnya, maka penanganan sariawan pun bermacam-macam. Kalau yang sering saya alami adalah sariawan karena kesalahan dalam menyikat gigi. Struktur gigi saya yang kurang baik-lah penyebabnya. Rangkaian gigi bagian kiri bawah saya tidak tegak melainkan condong ke depan (doyong/tidur). Dokter menduga saya pernah terjatuh atau semacamnya namun saya sendiri tidak tahu sebab pastinya.

Jika musibah itu (sariawan) menimpa diri saya tentu saja pekerjaan saya menjadi terganggu. Apalagi saya bekerja sebagai guru yang notabene membutuhkan banyak bicara. Biasanya langkah yang saya ambil adalah lebih berhati-hati dalam menyikat gigi, mengkonsumsi madu, dan menghindari makanan dan minuman yang bersifat “panas” dan atau mengandung banyak zat aditif  buatan, dan menyikat gigi sebelum tidur. Cara ini Insyaa Allah manjur bagi saya. Mau coba? Silakan!

Tapi kasus tiap penderita sariawan belum tentu sama dengan saya, bukan? Sariawan tidak selalu remeh lho, gangguan ini bisa merupakan gejala penyakit Lupus, menyebabkan penyakit herpes, bahkan bisa juga menjadi gejala awal dari kanker rongga mulut. Jika Anda terlalu sering sariawan atau menderita sariawan berkepanjangan hingga lebih dari 2 minggu patutlah dicurigai, apalagi jika disertai dengan bengkak dan rasa sakit pada kelenjar getah bening di leher serta benjolan-benjolan besar di rongga mulut. Kesemua gejala di atas adalah gejala dari kanker rongga mulut.

Jadi, kita perlu lebih cermat dalam mengidentifikasi penyebab sariawan kita agar kita bisa mengambil tindakan yang tepat terhadapnya. Untuk membantu meredakan panas dalam yang disertai sariawan, tenggorokan kering, bau mulut, serta membantu melancarkan buang air besar Kuldon Sariawan juga bisa dikonsumsi. Boleh diminum langsung, boleh juga dikunyah dulu sebelum ditelan. Sediakan selalu Kuldon Sariawan di kotak obat Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline