Lihat ke Halaman Asli

Di Mana Ada Kemauan di Situ Ada Kesuksesan

Diperbarui: 18 Oktober 2017   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

                                         Di balik kesuksesan dan keberhasilan Grandprix Thomryes Marth Kadja jadi Doktor Termuda

Awal Grandprix Thomryes Kadja jatuh cinta kepada mata pelajaran KIMIA yang diajarkan oleh sang guru di sesama SMA dulu, menghantarkan dia sukses dalam Ilmu Kimia dan dalam bidang Ilmu Kedokteran. Kemudian sang guru sesama SMA-nya dulu yang bernama Yoram Angelina Koy sangat terharu dan bangga terhadap mantan anak muridnya itu sampai-sampai mata sang guru Yoram Angelina Koy berkaca-kaca lalu berkali-kali mengucapkan selamat kepada Grandprix Thomryes Kadja saat menghadiri acara sidang, sebab Grandprix berhasil meraup cumlaudedalam sidang terbuka di Gedung Annex Rektorat Teknologi Bandung. Sejarah terbesar pemuda yang bernama Grandprix Thomryes Kadja menjadi dokter termuda di Indonesia dengan usia 24 tahun.

Kiprah kesuksesan Grandprix Thomryes Kadja dimulai setelah lulus SMA Giovani, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari sisi Akademik lainnya dari Grandprix Thomryes Kadja sangat memukau. Lulus SMA hanya memerlukan waktu hanya dua tahun, setelah lulus S1 pada usia 19 tahun di Universitas Indonesia Grandprix Thomryes Kadja menggambil jurusan kimia sesuai dengan kecintaannya kemudian melanjutkan ke-jenjang S2 dengan beasiswa pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul (PMDSU) kemenristekdikti. Waktu untuk menempuh pendidikan S2 sekaligus S3 dua-duanya didapatkan di ITB dengan waktu empat tahun.

Ketika Grandprix Thomryes Kadja disinggung mengenai gaya pembelajarannya selama ini yang banyak ditanyakan oleh anak-anak muda yang seusianya. Apakah Grandprix Thomryes Kadja terus-menerus belajar setiap hari tanpa henti? kemudian Grandprix Thomryes Kadja menjawab pertanyaan tersebut saat sedang diwawancarai "saya kan makluk sosial, tidak belajar terus. Harus ada waktu untuk teman dan kelurga juga" kata Grandprix Thomryes Kadja. lalu sang ayah mengungkapkan bahwa memang Grandprix Thomryes Kadja jarang sekali ayah-nya melihat anaknya memforsir diri untuk belajar , tetapi sang Ayah memang mengajarkan kepada Grandprix Thomryes Kadja sejak kecil untuk selalu tertib dan disiplin dalam segala hal.

Berkat didikan orangtua-nya Grandprix Thomryes Kadja selalu konsisten dalam kegiatan di waktu perkuliahan dan sesuai dengan jadwal yang dia dapat. Grandprix Thomryes Kadja memiliki sikap yang tidak mau kalah, sikap tidak mau kalah ini yang mendorongnya untuk terus berusaha meng-upgrade diri dan Jika orang lain bisa, dia juga harus bisa. Grandprix Thomryes Kadja selalu ingin menjadi lebih baik tanpa pernah menyikut teman-temannya malah justru dia saling membagi dan menolong temannya. Kemudian Grandprix Thomryes Kadja mendapakan tawaran untuk mengambil beasiswa ke Luar Negeri, karena kecintaan Grandprix Thomryes Kadja terhadap Indonesia dia menolak beasiswa tersebut. Dengan belajar di negara sendiri sangat asik karna tidak harus menyesuaikan diri dari segi sosial dan iklim-nya.

Saat sidang terbuka di Gedung Annex Rektorat Teknologi Bandung berlangsung, Grandprix Thomryes Kadja mendapatkan kejutan dari Prof Satria Bijaksana beliau adalah ketua sidang dan mendapatkan kejutan yang sangat istimewah yaitu ucapan dari Geburner NTT Frans Lebu Raya melalui telephone yang di speaker "Selamat yah, Grandprix Thomryes Kadja kamu telah mengharumkan nama Nusa Tenggara Timur. kamu juga telah menginspirasi pemuda disini" ujar bapak Gubernur NTT

Nama                           : Dini Damayanti

N.I.M                            : 17625003

Tugas Mata Kuliah    : Features

Prodi                             : Ilmu Komunikasi Universitas Gajayana Malang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline