Lihat ke Halaman Asli

Dina Finiel Habeahan

be do the best

Manusia Duniawi Vs Manusia Rohani (Siapa dan Bagaimana?)

Diperbarui: 29 April 2021   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi manusia duniawi dan manusia rohani (tim marshall/unsplash)

Kita masih di tinggal di dunia ini, wajar donk kita mengikuti apa yang terjadi di dunia ini? It's true.. justru aneh dirasa dan dipikir kalau yang kulakukan tidak kontekstual, di sini dan kini (hic et nunc). But, apakah dengan melakukan dan mengikuti yang terjadi di dunia ini kita disebut sebagai anak-anak duniawi. Sebaliknya apakah dengan berpikir hal-hal rohani aku disebut sebagai anak-anak rohani? 

Dalam hidup setiap hari atau kadang-kadang kita dengar bahwa ada ketidak sesuaian antara sikap dengan jabatan atau kedudukan yang dimiliki,sebaliknya ada orang yang terlihat biasa-biasa saja tapi selalu di puji orang. Misalnya,seorang imam kok gitu ? Religius kok gitu caranya ? Nah,hal ini sering tertuju kepada kaum religius bilamana melakukan kesalahan atau kelalaian. Pertanyaannya,apakah kaum religius otomatis menjadi manusia rohani ? Jawabannya semoga...hehehe

Pandangan yang mungkin diamini dan dianut oleh khalayak ramai bahwa anak-anak rohani itu adalah kaum religious (para hirarki dan biarawan/ti) sedangkan anak-anak duniawi adalah kaum awam. Jelas bahwa pandangan ini keliru.

Setiap orang tanpa terkecuali bisa disebut sebagai anak-anak rohani bila ia mampu membangun kehadiran Roh Kudus yang membuka pikiran untuk mengenal dan mengimani Allah. Manusia rohani itu memiliki pikiran Kristus seperti menyeimbangkan pelayanan dan waktu untuk tenang, bermenung, bersyukur kepada-Nya. Singkatnya, hidup dengan kualitas rohani antara perkataan dan perbuatan. Tuhanlah andalannya satu-satunya. 

Manusia duniawi tidak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan jalan-jalan-Nya, hidupnya masih diperbudak oleh kedagingan dan hawa nafsunya karena berada di bawah kuasa dari si jahat; sebut saja iri hati dan perselisihan. Manusia duniawi itu mereka hidup dengan bersandar kepada pengertian dan kekuatan sendiri. 

Mari menjadi manusia rohani dan meninggalkan manusia duniawi. Belum terlambat kok !!! 

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline