Lihat ke Halaman Asli

WARDY KEDY

Alumnus Magister Psikologi UGM

Bagaimana Menjadi Pribadi yang Disiplin dan Bertanggungjawab?

Diperbarui: 6 Mei 2020   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi

Ketika saya diminta untuk membuat catatan sederhana tentang Kedisiplinan dan Tanggungjawab, maka spontan saya pun mulai merenungkan suatu situasi hidup yang sukses atau situasi yang akan membawa seorang mencapai keberhasilan dalam hidup, di mana orang yang memiliki kedisiplinan dan keteraturan serta tanggung jawab, maka sudah tentu ia akan memperoleh segala yang dicita-citakan. 

Betapa tidak, seorang yang berhasil dalam hidup, biasanya memiliki kedisiplinan yang baik. Kedisiplinan hidup yang baik itu selalu didasari oleh tanggung jawab. Karena itu, dapat dikatakan bahwa kedisiplinan dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak dapat di distingsi secara riil.

Bergerak dari arti katanya, maka secara umum dapat dikatakan bahwa disiplin adalah suatu situasi hidup yang sejalan dengan aturan semangat kebersamaan. 

Ketika dalam suatu kebersamaan kita bertindak dan berperilaku sesuai apa yang disepakati bersama, maka tercipatalah keteraturan yang tidak lain merupakan salah satu indikator kedisiplinan. 

Dari penjelasan ini, jelas bahwa kedisiplinan itu cukup luas dari pada apa yang dinamakan peraturan. Peraturan itu ditaati karena selalu didorong oleh suatu nilai  yang luhur. 

Nilai yang luhur itu tidak lain adalah niat dan kemauan untuk konsisten dalam menjalankan suatu kebiasaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa orang yang disiplin adalah orang yang senantiasa memiliki keinginan atau orientasi ke depan. 

Kedisiplinan adalah wujud eksistensi dari seorang pribadi. Karena itu, dalam konteks ini, kedisiplinan erat kiatannya dengan motivasi murni untuk menjadi pribadi sukses. 

Kalau seandainya motivasi untuk menjadi pribadi sukses tidak ada, maka saya bisa katakana bahwa ia "tidak disiplin". Karena itu, untuk memiliki motivasi yang murni, maka kita haruslah selalu mempunyai semangat untuk merubah diri yang bertumbuh kea rah yang lebih baik. 

Perubahan diri itu akan terlaksana bila dilandasi kesadaran yang tinggi. Kesadaran yang bermutu adalah kesadaran yang dilatarbelakangi oleh kejujuran. 

Bila tidak ada kejujuran, baik terhadap diri sendiri, terhadap sesame, maupun terhadap Tuhan, maka jelas bahwa akan lahir pribadi-pribadi yang "munafik" dan tidak otentik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline